Bisnis.com, JAKARTA - Dalam cerita pewayangan atau Mahabharata, dikisahkan Pandawa Lima yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa harus terusir oleh Kurawa dari Kerajaan Hastinapura untuk diasingkan di hutan belantara di Wanamarta atau hutan Amer.
Hutan tersebut bukan sembarang hutan, karena hutan itu dikuasai jin yang menyeramkan dan ganas. Hanya saja dengan kesaktian kelima putra Pandu tersebut, para jin dapat ditaklukkan dan hutan itu dibangun hingga menjadi kerajaan baru bernama Amarta atau Indraprastha.
Kini di Indonesia, kisah tersebut seolah terukir kembali. Hanya saja kisah bukan berupa pengusiran melainkan melalui proses tender, Pandawa Lima siap membuka lahan dengan membangun jaringan kabel fiber optik di Indonesia bagian tengah.
‘Hutan belantara’-nya Indonesia Tengah yang terbatas dalam urusan bandwidth karena belum terbangunnya infrastruktur yang memadai. Proyek Palapa Ring jilid II untuk Paket Tengah inilah akan ditangani oleh Pandawa Lima.
Pandawa Lima sendiri merupakan konsorsium dari lima perusahaan, terdiri dari PT Len Industri (Persero), PT Teknologi Riset Global (TRG) Investama, PT Multi Kontrol Nusantara (MKN), dan PT Bina Nusantara Perkasa (BNP), dan PT Sufia Technologies.
Direktur Pemasaran Len Industri Adi Sufiadi Yusuf menuturkan dalam konsorsium tersebut, Len Industri tak ubahnya Yudhistira, TRG sebagai Bima, BNP menjadi Arjunanya, serta MKN dan Sufia layaknya Nakula dan Sadewa.
“Masing-masing punya peran. Khusus untuk Len, kami sudah cukup lama bergerak di bidang infrastruktur ICT [information communication technology] terutama fiber optik baik itu menyangkut backbone maupun jaringan akses,” tuturnya di Bandung, belum lama ini.
Tak berlebihan sebab konsorsium Pandawa Lima yang dinahkodai Len Industri, akan menggarap mega pro-yek Palapa Ring II Paket Tengah dengan nilai investasi mencapai Rp1,7 triliun. Nilai proyek tersebut sudah termasuk belanja modal dan biaya operasional.
Proyek Palapa Ring Paket Tengah akan membangun jaringan kabel optik laut dan darat total sepanjang 2.700 km selama 18 bulan di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud.
Direktur Utama LEN Industri Abraham Mose mengatakan pembangunan tulang punggung internet pita lebar ini akan menjangkau lima area yang selama ini belum tersentuh infrastuktur telekomunikasi.
“Proyeknya sudah mulai dikerjakan dan pembangunannya diawali Agustus tahun ini. Karena Indonesia Tengah didominasi laut, akhirnya kami membuat konsorsium yang anggotanya memiliki keahlian spesifik mengerjakan fiber optik laut,” paparnya.
Dia menyatakan perseroannya tetap mencari vendor untuk pembiayaan agar tidak mengganggu keuangan untuk proyek yang tengah dikerjakan oleh Len Industri dengan perhitungan yang jelas akan menguntungkan.
“Skemanya adalah skema investasi tetapi harus mencari partner dalam bidang financing. Itung-itungannya jelas, kami tidak akan maju jika tidak ada profit. Konsorsium Pandawa Lima memutuskan maju dan akhirnya diumumkan sebagai pemenang,” ucapnya.
Dalam skema keuangannya, masing anggota konsorsium akan mendapatkam keuntungan tetap selama kontrak 15 tahun. Setelah kontrak selesai, infrastuktur akan diserahkan kepada pihak pemerintah.
PENUHI KEBUTUHAN
Proyek Palapa Ring II Paket Tengah ini akan memenuhi kebutuhan telekomunikasi berbasis data dengan jaringan fiber optik untuk 17 kabupaten/kota terpencil di wilayah Indonesia bagian tengah dengan 5 proyek area.
Direktur RTG Bobby Rasyidin mengatakan dalam konsorsium tersebut Len, MKN, dan Sufia berperan dalam pembangunan sisi terrestrial dan mivrowave link. Sementara BNP untuk sisi kabel laut dan TRG Investama serta Len berkontribusi sebagai investor.
“Total kabel darat yang akan dibangun sepanjang 1.000 km, sedangkan kabel laut 1.700 km, termasuk laut dangkal,” ujarnya.
Pembentukan konsorsium tersebut, tambahnya, tidak terlepas dari kompleksitas pembangunan jaringan di paket tengah, termasuk operasionalnya. Oleh karena itu, diperlukan perusahaan profesional dan berpengalaman di bidangnya masing-masing dengan muatan lokal yang tinggi.
“Proyek Palapa Ring adalah project nasional yang menjadi national pride dengan mengoptimalkan local content. Len menjadi lead yang mengutamakan local content, begitu juga MKN, Sufia, serta ada BNP sebagai konstruktor kabel laut dengan teknologi tinggi,” tuturnya.
Proses yang akan dilalui oleh konsorsium ini yakni pembentukan badan usaha pelaksana dengan perkiraan waktu selama satu bulan, penandatanganan kontrak, survei, design review meeting, implementasi, dan commercial operation date.
Tahapan implementasi yang diperkirakan akan memakan waktu 18 bulan itu antara lain terdiri dari pengaturan sumber daya manusia, proses pengadaan barang, perizinan, persetujuan pihak terkait, masa mobilisasi, dan masa commissioning.
Secara keseluruhan, Proyek Palapa Ring yang menjangkau 57 kota/kabupaten ditargetkan rampung pada akhir 2018. Diharapkan, infrastruktur jaringan broadband Palapa Ring sudah bisa dinikmati sepenuhnya pada 1 Januari 2019.
Segala janji boleh diumbar. Kita nantikan kiprah Pandawa Lima untuk menyelesaikan bagian dari megaproyek Palapa Ring yang sempat terlunta-lunta. ()