Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan teknologi Acer Indonesia menyatakan peluang bisnis pemain data center lokal dinilai masih sangat potensial sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan data dan penetrasi Internet di Indonesia.
Herbert Ang, Presiden Direktur Acer Indonesia mengemukakan dewasa ini seluruh perusahaan teknologi global telah melihat potensi bisnis data center yang tumbuh signifikan di Indonesia. Dia mengatakan infrastuktur yang terus diperbaiki oleh pemerintah, menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan bisnis data center di Tanah Air.
"Memang kalau kami melihat, peluang data center ini semakin bagus dan ke depan akan terus tumbuh dan berkembang," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta belum lama ini.
Lembaga riset global, Gartner memprediksi pasar komputasi awan di Indonesia mencapai US$287 juta dan terus meningkat hingga US$437 juta pada 2018 dengan CAGR 19%.
Dia mengatakan wilayah Indonesia kini juga sudah memenuhi standarisasi untuk membangun data center seperti di antaranya pasokan listrik, kondisi geografis dan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Dia optimistis ke depan pemain data center lokal dapat bersaing dengan negara lain di seluruh dunia.
"Kemampuan pemain data center dalam negeri saat ini terus berkembang, sehingga saya percaya ke depan para pemain data center lokal ini dapat bersaing dengan pemain global," katanya.
Dia menjelaskan Acer juga telah melakukan bisnis data center yang saat ini berlokasi di Taiwan dan diklaim menjadi data center terbesar di kawasan Asia Pasifik. Menurutnya, bisnis data center Acer tersebut sudah dilakukan sejak awal tahun 2000 hingga saat ini.
"Soal data center ini, kami juga sudah punya data center yang cukup besar di wilayah Asia Pasifik, kita sudah memulai bisnis ini sejak 10 tahun lalu, karena kami melihat ke depan peluangnya sangat besar," ujarnya.
Sebelumnya, Kalamullah Ramli, Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) juga memprediksi potensi bisnis data center tahun ini masih sangat besar, sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengimplementasikan regulasi perlindungan data pribadi sesuai Pasal 15 ayat (3) pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
“Nilai investasi data center sampai tahun 2016 sudah US$400 juta. Kami memperkirakan akan terus naik, karena potensinya sangat besar. Banyak industri yang kini membutuhkan data center lokal,” tuturnya.
Berdasarkan data Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO), nilai investasi data center pemain lokal telah mencapai angka sebesar US$400 juta dari total nilai investasi yang diproyeksikan oleh Indonesia's Data Center Market Overview and Forecasts 2014-2020 yaitu sebesar US$850 juta pada 2020.
Selain itu, rencana pemerintah yang akan menerapkan aturan tentang perlindungan data pribadi sesuai Pasal 15 ayat (3) pada Peraturan Pemerintah (PP) No.82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik juga dinilai telah mendorong pemain data center lokal untuk tumbuh.
Pasalnya, melalui regulasi tersebut, seluruh pemain layanan over the top (OTT) global tanpa terkecuali wajib menaruh data center atau bekerja sama dengan pemain lokal agar dapat melanjutkan bisnisnya di Indonesia.
Seperti diketahui, Indonesia’s Data Center Market Overview and Forecasts 2014-2020 memprediksi akan terjadi peningkatan kebutuhan data center yang sangat signifikan hingga 2020 di Indonesia. Laporan tersebut menyebutkan nilai investasi data center tahun ini diprediksi akan mencapai angka sebesar US$480 juta dan meningkat sebesar 70% pada 2020 menjadi US$850 juta.
Kemudian studi tersebut menunjukkan kebutuhan lahan untuk data center mencapai hingga 375.000 meter persegi atau meningkat 29% dari proyeksi kebutuhan di tahun 2016 (290.000 meter persegi), dengan kebutuhan energi listrik yang mencapai 475 MW (megawatt) atau meningkat 44% dari proyeksi tahun 2016 (330 MW).