Bisnis.com, SEMARANG -- Pengembang antivirus Eset melaporkan menemukan malware yang khusus memata-matai kantor kedutaan besar.
Malware ini diidentifikasi memata-matai konsulat dan kedutaan besar di seluruh dunia. Disebutkan kelompok siber spionase Turla yang menyusupkan backdoor lanjutan ini. Malware ini diberi nama 'Gazer'.
Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh mengatakan saat ini semakin banyak malware yang dikembangkan dengan tujuan sangat spesifik.
Baca Juga 5 Hari Tertekan, IHSG Berhasil Rebound |
---|
"Malware ini jelas menjadi alat mata-mata oleh kelompok Turla yang bisa jadi disewa oleh aktor-aktor intelektual tertentu yang ingin mencuri dan mencari tahu rahasia negara-negara di dunia," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (5/9/2017).
Dia mengingatkan meski saat ini sebagian besar serangan ditujukan ke Eropa Tenggara dan bekas Uni Soviet, malware juga sudah disebar ke seluruh dunia dan menyusup ke setiap kedutaan besar dan konsulat.
“Semua organisasi, baik pemerintah, diplomatik, penegak hukum, atau bahkan bisnis tidak boleh menganggap enteng kasus ini. Karena itu, setiap stakeholder harus menanggapi ini dengan serius dan menerapkan pertahanan berlapis untuk mengurangi kemungkinan pelanggaran keamanan,” katanya.
Dia mengatakan untuk kesekian kalinya keamanan dunia diuji oleh aktivitas ilegal berbahaya yang bergerak dari bawah tanah. Kerusakan oleh malware pernah dirasakan bagaimana WannaCry, PetyaLike dan malware Joao menggebrak tanpa suara dan membuat kerusakan yang parah.