Bisnis.com, JAKARTA — Penggunaan aplikasi Uber di Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan negatif sepanjang tahun lalu.
Dalam riset App Annie Retrospective Report 2017 terungkap bahwa layanan on demand itu hanya memperoleh 5 juta pengguna aktif per bulan (monthly active users/MAU) di dalam negeri per akhir tahun lalu.
Angka itu menurun drastis dari sebelumnya yang sempat menyentuh 9 juta pengguna aktif per bulan pada permulaan 2017.
Riset yang sama menyimpulkan Uber semakin sulit berkompetisi pada layanan ride hailing di dalam negeri tanpa adanya fitur baru dan kampanye pemasaran besar-besaran.
Sebaliknya, Go-Jek dan Grab sebagai dua pesaing utama Uber dalam periode yang sama mencatatkan pertumbuhan pengguna yang cukup signifikan.
Per akhir tahun lalu, Go-Jek mencatatkan 18 juta pengguna aktif per bulan. Angka itu tumbuh cukup signifikan dibanding permulaan tahun sebanyak 16 juta pengguna aktif per bulan.
Tak mau ketinggalan, pengguna aktif per bulan Grab tumbuh menjadi sebanyak 14 juta per akhir tahun lalu. Pada permulaan tahun lalu, pengguna aktif per bulan Grab hanya mencapai 11 juta.
Seperti dilansir Reuters, Uber berencana melepas unit bisnisnya di Asia Tenggara. Sebagai gantinya, Grab berencana mengambil alih kepemilikan saham Uber di kawasan itu.
“Uber fokus di pasar yang mereka pahami dan lebih menguntungkan seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Sementara Grab lebih mengerti pasar Asia Tenggara dengan jauh lebih baik,” ujar Analis Forrester Xiaofeng Wang.
Lima aplikasi urutan teratas pada kategori penyedia layanan transportasi dan perjalanan di Indonesia sepanjang tahun lalu versi App Annie adalah Grab, Go-Jek, Uber, Traveloka, dan Tiket.com.
Dalam kategori itu, Grab unggul pada total angka unduhan, Go-Jek mendominasi matriks penggunaan aplikasi, dan Traveloka memimpin durasi penggunaan aplikasi.