Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan media kini dapat mengembangkan layanan Internet TV secara lebih efisien melalui model Over The Top yang disediakan platform video global uCast.
Melalui uCast, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya infrastruktur sebab seluruh komponen penyelenggaraan layanan internet TV model OTT telah disediakan uCast. Mulai dari infrastruktur berbasis komputasi Awan, sarana komersialisasi video hingga fasilitas pertukaran konten dengan lingkup global.
Skema kerja yang ditawarkan uCast adalah bagi hasil dari komersialisasi konten video, baik berupa iklan maupun layanan berbayar. Untuk mengembangkan pasar di Indonesia, uCast menjalin kemitraan dengan PT Mitra Media Integrasi (MIX Network).
“Kami ingin para pemilik konten di Indonesia dapat mengakses pasar global dalam rangka akuisisi dan distribusi konten. Melalui platform kami, mereka dapat memonetisasi konten video melalui iklan dan layanan berlangganan. Tahun ini, pasar iklan video diproyeksi mencapai Rp4,3 triliun,” kata Rex Wong, CEO uCast dalam rilis yang diterima Bisnis hari ini, Selasa (8/5/2018)
Melalui platform uCast, para penyedia konten di Indonesia kini memiliki akses untuk mendistribusikan konten mereka ke lebih dari 1 miliar pemirsa global, baik online maupun pengguna peranti bergerak (mobile).
Bimo Setiawan, Co-Founder dan Chairman MIX Network, mengatakan konten video yang diproduksi oleh penyedia Indonesia sangat menarik bagi pemirsa gobal.
“Platform uCast ini memungkinkan perusahaan media mendistribusikan sekaligus mengkomersialisasikan konten video berkelas dunia kepada basis pemirsa yang lebih luas, baik di Indonesia maupun dunia,” katanya.
Menurut portal riset pemasaran dan periklanan Statista, pendapatan dari periklanan digital berbasis video diproyeksikan mencapai US$308 juta atau setara Rp4,3 triliun pada tahun ini. Lebih lanjut, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) periklanan berbasis video mencapai 25,9% mencapai US$775 juta hingga 2022.
Pasar periklanan digital berbasis video inilah yang menjadi potensi sumber pendapatan baru bagi perusahaan media. Statista memperkirakan rata-rata pendapatan per pengguna dari segmen periklanan video diperkirakan mencapai US$2,74 per orang.
Konsumsi iklan berbasis video oleh konsumen Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat, hingga lebih dari 300% pada 2017 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode yang sama, pertumbuhan belanja iklan video juga meningkat hingga lebih dari 700%.
Riset Nielsen bertajuk Cross-platform Report 2017 menunjukkan konsumen berusia 21 tahun sampai 49 tahun tergerak untuk berkoneksi dengan brand dalam bentuk panggilan telepon, kunjungan ke gerai dan membeli produk secara daring, setelah menonton iklan video.