WAWANCARA KHUSUS: “Kami Lebih Menguasai Pasar”

Oktaviano Donald Baptista & Fitri Sartina Dewi
Rabu, 3 Oktober 2018 | 17:46 WIB
Ilustrasi/www.pefindobirokredit.com
Ilustrasi/www.pefindobirokredit.com
Bagikan

Adakah kompetitor pada bisnis ini?

Waktu OJK memberikan izin kepada kami sebagai biro kredit, pada saat yang bersamaan OJK juga memberikan izin kepada satu biro kredit lainnya. Menurut saya, kompetisi itu bagus supaya kami bisa berkaca pada apa yang masih menjadi kekurangan. Dengan demikian, kami bisa terus melakukan perbaikan dan peningkatan layanan.

Apa nilai tambah yang ditawarkan PBK kepada anggota?

Menurut saya, nilai tambah PBK dibandingkan dengan biro kredit lainnya adalah data yang lebih lengkap, dan jumlah anggota juga lebih banyak daripada kompetitor. Bisa dibilang kami lebih menguasai pangsa pasar.

APPI [Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia] akan membuat sistem asset registry, adakah kolaborasi dengan PBK?

APPI memang sudah menginisiasi asset registry. Kalau diperbolehkan APPI, kami juga ingin ikut membantu mengelola asset registry agar bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh anggota APPI, tetapi juga oleh perbankan. Jadi, perbankan bisa tahu multifinance sudah menaruh jaminan di berapa tempat.

Hal itu untuk menghindari kemungkinan double pledge. Kami sudah diskusi dengan Pak Suwandi [Ketua Umum APPI] untuk membahas kemungkinan kolaborasi tersebut. Keberadaan sistem tersebut memang mendesak, apalagi dengan adanya kasus default dan multiple pledge oleh salah satu multifinance yang terjadi belum lama ini.

Bagaimana peran PBK untuk mengantisipasi kasus serupa?

Meski bank sudah yakin bahwa yang mengajukan fasilitas kredit adalah debitur lama dan ada kolateralnya, tetap harus dilakukan pengecekan ulang terhadap karakter debitur terkait dari PBK, sebagai tambahan informasi atas analisis kredit yang dilakukan oleh perbankan.

Jadi, perbankan jangan hanya mengandalkan satu analisis kredit, tetapi gunakan juga informasi tambahan dari sumber yang lain sebelum memutuskan untuk memberikan fasilitas kredit.

Artinya, apakah masih banyak lembaga keuangan yang belum mengoptimalkan informasi perkreditan dari PBK?

Itu memang masih menjadi tanggung jawab kami untuk melakukan sosialisasi kepada anggota untuk meningkatkan awareness terhadap manfaat dari informasi yang kami sajikan.

Selain memberikan informasi sebagai pertimbangan sebelum menyalurkan kredit, PBK juga memiliki manfaat monitoring atau pengecekan setelah penyaluran kreditnya. Kalau ada debitur yang sempat macet-macet pembayarannya, lembaga keuangan lainnya bisa melihat profil risiko debitur tersebut.

Bagaimana upaya pengembangan keamanan sistem IT yang dijalankan?

Kami memang membutuhkan struktur IT yang cukup kuat untuk mengantisipasi jumlah debitur di seluruh Indonesia. Yang tak kalah penting ialah keamanan informasi, karena kami mengolah data sensitif individu.

Kami juga masih terus melihat perkembangan yang ada, mau tidak mau kami harus terus beradaptasi mengikuti perkembangan IT. Kami sudah punya roadmap pengembangan IT selama beberapa tahun ke depan sebagai upaya pengembangan kapasitas. Adapun, pengolahan kecepatan informasi masih harus diperhatikan dalam pengembangan IT ke depan.

Apakah regulasi di industri ini sudah cukup baik atau butuh peningkatan?

Pada tahap awal, kami masih membutuhkan regulasi untuk mendukung pengembangan industri ini, karena industri ini masih baru.

Selain itu, industri ini juga bisa dianggap sebagai kepanjangan tangan OJK, karena sebagian besar sumber datanya dari OJK. Dukungan yang dimaksud antara lain memberikan pemahaman tentang biro kredit, dan manfaat kepada lembaga keuangan.

 

Pewawancara: Oktaviano Donald Baptista & Fitri Sartina Dewi

BIODATA:

 

Nama: Yohanes Arts Abimanyu

Riwayat Pendidikan:

Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia (1996)

Magister Sains Manajemen, Program Pasca Sarjana Jurusan Ilmu Manajemen Keuangan Universitas Indonesia (2005)

Riwayat Karier:

-       Direktur Utama PT Pefindo Biro Kredit (2017—Sekarang)

-       Direktur PT Pefindo Biro Kredit (2016—2017)

-       Direktur Kepatuhan, SDM & Umum, dan IT PT Pemeringkat Efek Indonesia (2013—2016)

-       Kepala Divisi Keuangan dan berbagai posisi lainnya PT Bursa Efek Indonesia (1997—2013)

-       Auditor Prasetio-Utomo & Co/Arthur Anderson (1996—1997)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Bisnis Indonesia
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper