Bisnis.com, JAKARTA — TaniGroup akan menggunakan modal segar dari ronde pendanaan seri A untuk memperluas jangkauan layanan TaniHub dan TaniFund ke lebih banyak petani. Selain itu, TaniGroup berencana mengajak startup agritech lain untuk membangun platform bersama.
Pendanaan seri A senilai US$10 juta ke TaniGroup dipimpin oleh Openspace Ventures, dengan partisipasi dari Intudo Ventures, Golden Gate Ventures, dan The DFS Lab. The DFS Lab adalah akselerator fintech yang didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation. Pendanaan terbaru tersebut melengkapi pendanaan sebelumnya, yaitu Pra-Seri A dari Alpha JWC Ventures dan beberapa angel investor pada awal 2018.
Ivan Arie Sustiawan, CEO dan Co-Founder TaniGroup, mengatakan guna mendorong pengembangan bisnisnya, TaniGroup akan bekerja sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi lokal dan internasional serta startup-startup agritech lainnya untuk membangun platform yang lebih besar.
Dia berencana untuk mengajak startup lain yang bergerak di bidang teknologi penunjang pertanian untuk berkolaborasi membangun rantai pasok yang lebih kuat untuk mendukung produktivitas petani sekaligus memastikan penduduk Indonesia dalam mengakses produk tani dengan harga terbaik.
“Dalam waktu dekat, kami ingin mengundang startup-startup pertanian untuk berkolaborasi karena kue pertanian Indonesia masih besar dan sangat tradisional,” ungkapnya, seperti dikutip, Senin (27/5/2019).
Pamitra Wineka, President dan Co-Founder TaniGroup, mengatakan misi utama perusahaan adalah “Agriculture for Everyone”. Meskipun pertanian adalah penyumbang terbesar kedua terhadap produk domestik bruto Indonesia,dia menilai banyak orang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan sektor tersebut sejak lama karena adanya persepsi negatif.
“Dengan TaniGroup, segala usaha pertanian dapat dilakukan dengan cara-cara yang lebih sederhana dan lebih efisien. Petani dapat mengakses banyak saluran permintaan melalui TaniHub, sedangkan TaniFund dapat membantu dalam pendanaan untuk budidaya. Kami juga akan mengembangkan beberapa platform pendukung lainnya yang akan mendukung perbaikan dalam pengambilan keputusan terkait pertanian,”ujar Pamitra.
Lebih lanjut, dia berharap agar pendanaan segar seri A akan memicu pertumbuhan bisnis yang pesat sepanjang 2019, sehingga lebih banyak petani dan pembeli yang dapat diuntungkan dari platformnya.
Didirikan pada pertengahan 2016, TaniHub telah bermitra dengan lebih dari 25.000 petani lokal di seluruh Indonesia dan mengoperasikan lima kantor cabang dan pusat distribusi regional di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
Dalam wawancara dengan Bisnis belum lama ini, Pamitra sempat mengungkapkan niatnya untuk ekspansi ke daerah lain seperti Bali dan Palembang, dan menargetkan pertumbuhan bisnis setidaknya tiga kali lipat pada tahun ini.
Shane Chesson, Partner OpenSpace Ventures, menilai TaniHub sedang membangun inovasi ke dalam sektor yang sangat besar dan hampir tidak tersentuh digitisasi, dan juga merupakan ‘Openspace’ yang nyata.
“Kami berharap untuk bekerja bersama tim TaniHub dalam menciptakan platform teknologi yang lebih mendalam, dengan jangkauan yang lebih luas,” ujarnya.