Gandeng UNDP, ABAC Indonesia Himpun Modal untuk Startup Berdampak Sosial

Demis Rizky Gosta
Selasa, 1 Oktober 2019 | 16:24 WIB
Anggota APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia Shinta W. Kamdani (kiri) dan Acting Regional Director for Regional Bureau for Asia and the Pacific Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) Valerie Cliff pada akhir pekan lalu menandatangani Statement of Intent tentang kerja sama pembentukan ABAC Indonesia Impact Fund.
Anggota APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia Shinta W. Kamdani (kiri) dan Acting Regional Director for Regional Bureau for Asia and the Pacific Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) Valerie Cliff pada akhir pekan lalu menandatangani Statement of Intent tentang kerja sama pembentukan ABAC Indonesia Impact Fund.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — APEC Business Advisory Council Indonesia menggandeng UNDP untuk berinvestasi ke bisnis rintisan yang berdampak sosial di Indonesia.

Maria Sutanto dari APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia mengatakan bahwa pihaknya sedang menghimpun dana kelolaan bernama ABAC Indonesia Impact Fund (AIF) yang rencananya akan disalurkan ke perusahaan rintisan dalam bentuk pendanaan tahap Pra Serie A dengan besaran investasi US$150.000—US$500.000.

Pada tahap awal, ABAC Indonesia menargetkan menghimpun dana kelolaan senilai US$3 juta—US$5 juta yang diharapkan bisa ditingkatkan ke US$20 juta pada tahap selanjutnya. Dana tersebut rencananya dikumpulkan dari investor dalam dan luar negeri termasuk investor korporasi dan investor keluarga.

“Dengan tingkat stabilitas bisnis, diharapkan agar target pembangunan berkelanjutan [sustainable development goals/SDGs] bisa lebih sistematis dan berkesinambungan, serta akan meningkatkan profil dari investor,” kata Maria kepada Bisnis, Senin (30/9).

Anggota APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia Shinta W. Kamdani dan Acting Regional Director for Regional Bureau for Asia and the Pacific Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) Valerie Cliff pada akhir pekan lalu menandatangani Statement of Intent tentang kerja sama pembentukan AIF.

Melalui kerja sama yang dibentuk, AIF dirancang menggunakan skema blended finance yaitu menggabungkan dana pengembangan, baik dari publik maupun dana swasta, dengan dana filantropis. Selain itu, pengukuran dampak sosial untuk investasi akan menggunakan parameter IMM (Impact Measurement Management) yang akan difasilitasi oleh UNDP.

“Ini merupakan inisiasi nyata impact fund pertama dengan skema seperti ini di Indonesia. Dalam memberikan keputusan investasi tidak hanya mempertimbangkan dari segi financial sustainability saja, tetapi juga pengukuran dampak sosial,” papar Shinta dalam rilis yang diterima Bisnis.

Kepala UNDP Achim Steiner menyampaikan pentingnya menciptakan ekosistem keuangan domestik dan internasional melalui kemitraan inovatif antara publik dan swasta termasuk melalui skema blended finance dan impact fund demi meningkatkan ketersediaan pembiayaan untuk mencapai SDGs.

“Reorientasi sebagian kecil dari stok global aset finansial akan mempercepat pembangunan berkelanjutan, seberapun kecilnya, “ ujar Steiner.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper