Direktur Turkish Space Agency, Serdar Huseyin Yildirim, menuturkan Turki memiliki teknologi satelit yang maju di kawasan dengan tiga kategori aktivitas satelit di antaranya satelit komunikasi, observasi bumi, dan satelit saintifik atau eksperimental.
Sampai saat ini, menurut Serdar, terdapat 9 satelit komunikasi, 7 satelit observasi bumi, dan 6 satelit untuk eksperimentasi. Sementara, sejumlah 3 satelit masing-masing di antaranya sedang dalam tahapan pengembangan.
Di sisi lain, Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tengah menjalankan proyek pembangunan Bandara Antariksa pertama di Biak yang sedang dalam tahap pengkajian.
Bambang menjelaskan pemilihan lokasi di Biak, dikarenakan wilayah ini paling dekat dengan ekuator, pada titik satu derajat LS dan berhadapan dengan Samudera Pasifik.
Bambang menyambut baik ketertarikan Turki dalam proyek pembangunan bandara antariksa ini, dan mengharapkan Indonesia dapat melakukan joint collaboration dengan Turki untuk dapat mengembangkan level bandara angkasa ini dari nasional menjadi internasional.
Sebelum mengakhiri pertemuan, Menteri Industri dan Teknologi Turki secara terbuka mengundang Menristek/Kepala BRIN beserta Delegasi Indonesia lainnya, untuk dapat menghadiri Techno Fest pada tanggal 22 September 2020 di Ankara.
Saat itu diharapkan agar Indonesia dapat membawa serta pesawat N-219 agar dapat dipamerkan kepada Presiden Turki dan komunitas riset dan Inovasi dunia yang akan berpartisipasi dalam agenda tersebut.