Integrasi IndiHome ke Telkomsel Permudah Gerak Telkom (TLKM) Kembangkan Pasar Enteprise

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 28 Juni 2023 | 14:15 WIB
Logo B2B Digital IT Services Co./Dok. Telkom
Logo B2B Digital IT Services Co./Dok. Telkom
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Integrasi IndiHome ke PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dinilai membuat gerak PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dalam memperluas layanannya di pasar enteprise makin mudah dan terbuka.

Telkom dapat berkonsentrasi secara penuh menciptakan produk yang relevan dan andal bagi segmen korporasi dan pemerintahan usai mengalihkan IndiHome kepada anak usahanya, Telkomsel. 

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan pengalihan IndiHome ke Telkomsel akan memperlincah langkah Telkom dalam memperluas layanan mereka di segmen B2B.

Dia berpendapat bahwa hakikatnya Telkom memiliki kekuatan di segmen business to business atau B2B, namun belum dikembangkan secara optimal.

Beberapa perusahaan belum menyadari solusi-solusi yang dimiliki Telkom, baik solusi konektivitas maupun produk B2B lainnya seperti data center, komputasi awan dan solusi IT. 

Pada kuartal pertama 2023, pendapatan segmen enterprise Telkom tumbuh sebesar 7,8 persen year on year/YoY menjadi Rp4,5 triliun didorong oleh bisnis konektivitas dan solusi IT untuk pasar enterprise. 

Sementara itu, untuk segmen Whosale International Business Telkom membukukan pendapatan Rp4 triliun atau meningkat 4,0% YoY didorong oleh pertumbuhan bisnis wholesale voice internasional dan bisnis infrastruktur digital kami.

“Telkom harus meningkatkan citra mereka sebagai pemain B2B karena selama ini belum optimal. Perusahaan-perusahaan di dalam negeri [untuk solusi IT] masih mengandalkan perusahaan asing seperti AWS, Alibaba dan lain-lain,” kata Tesar, Rabu (28/6/2023). 

Dia juga mengatakan penanganan pelanggan ritel bukanlah hal yang mudah, mengingat jumlah pelanggan ritel yang berkali-kali lipat dibandingkan dengan pelanggan korporasi.

Membutuhkan alokasi biaya operasional (opex) dan belanja modal (capex) yang besar untuk melayani pelanggan ritel dibandingkan pelanggan korporasi. 

“Opex dan Capex untuk melayani pelanggan ritel juga besar karena mainnya di kuantitias. Jadi untungnya sedikit, tetapi jumlahnya banyak. Kalau korporasi, jumlahnya sedikit, tetapi ukurannya besar,” kata Tesar.

Tidak hanya itu, kata Tesar, dengan mengalihkan IndiHome ke Telkomsel, maka Telkom telah menempatkan produk ritel kepada ahlinya.

Telkomsel, menurut Tesar, adalah perusahaan telekomunikasi yang memiliki kapabilitas dalam melayani pelanggan ritel. Sementara itu mayoritas pelanggan IndiHome adalah segmen ritel. 

Merujuk info memo Telkom, dalam 5 tahun terakhir sekitar 90 persen pelanggan IndiHome merupakan ritel dan hanya sekitar 10 persen yang berasal dari korporasi. Pada kuartal I/2023, IndiHome melayani 9,4 juta pelanggan atau tumbuh 7 persen secara tahunan. 

Sejalan dengan pertumbuhan jumlah pengguna, jumlah pendapatan yang dibukukan IndiHome pun turut meningkat 5 persen year on year/YoY menjadi Rp7,2 triliun. IndiHome berkontribusi sebesar 19,9 persen dari total pendapatan yang dibukukan Telkom.  

Tesar berpendapat di tangan Telkomsel, peluang IndiHome untuk berkembang pun terbuka selama Telkomsel mampu memberikan produk bundling yang menarik bagi pelanggan eksisting Telkomsel maupun IndiHome.

Produk yang menarik berpontensi membuat pelanggan Telkomsel turut berlangganan IndiHome, pun sebaliknya. 

“Produk menarik dapat dilakukan mungkin dengan memperkuat konten atau melalui bundling produk yang lebih hemat,” kata Tesar. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper