DCII Lirik Data Center AI, Toto Sugiri Sebut Lebih Menggiurkan dari Cloud

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 4 September 2024 | 15:00 WIB
Presiden Direktur PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) Otto Toto Sugiri ditemui di Jakarta, Kamis (27/1/2023). Bisnis/Annisa Kurniasari Saumi.
Presiden Direktur PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) Otto Toto Sugiri ditemui di Jakarta, Kamis (27/1/2023). Bisnis/Annisa Kurniasari Saumi.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - CEO PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) Otto Toto Sugiri mengatakan perusahaan tengah memiliki desain untuk mengembangkan data center AI, mengingat masa depan bisnis ini cukup menarik ke depan. 

Toto memperkirakan seandainya teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat di Indonesia, maka perusahaan yang memiliki data center AI dapat mengalami peningkatan pertumbuhan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan pencapaian mereka saat ini, bahkan melampui pertumbuhan komputasi awan. 

 “Jauh pertumbuhannya dibandingkan dengan cloud computing bisa 3 sampai 4 kali lipat dan itu sudah terjadi di Johor Bahru. Di mana klien terbesar di Johor Bahru itu adalah TikTok,” kata Toto, Selasa (3/9/2024). 

Toto mengatakan perusahaan mulai mempertimbangkan untuk membangun data center baru untuk AI. Namun, keberadaan data center tersebut nantinya sebatas sebagai tempat kolokasi, bukan untuk berjualan GPUaaS. 

DCI Indonesia menghindari berjualan layanan GPU untuk menghindari persaingan dengan klien-klien yang menyimpan data di perusahaan. 

“Kami akan tetap fokus pada data center kolokasi. Kami tidak mau bersaing dengan klien-klien kami. Kami tidak ingin menyediakan GPUaaS  semacam cloud. Itu akan membuat kami bersaing dengan klien kami,” kata Toto. 

Untuk diketahui GPUaaS merupakan sebuah solusi mesin yang dirancang khusus untuk membantu klien memenuhi kebutuhan pemrosesan data besar dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), machine learning, dan rendering video berkualitas tinggi. 

Dengan menolak terlibat dalam penjualan layanan GPU, maka DCI kemungkinan hanya akan menjadi tempat penyimpanan server dan data klien pengguna AI. Para klien DCI nantinya yang akan aktif menjajaki GPUaaS ke target pasar mereka. 

Namun untuk menjadi pemain data center yang siap untuk mendukung kebutuhan AI juga tidak mudah. Pemain data center AI membutuhkan dukungan listrik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang tradisional dan air industri khusus data center. Bobot server akan makin berat sehingga lantai data center harus dibuat lebih kuat dalam menahan beban. 

VP Market Development & Sales Strategy DCI Indonesia Abieta Billy mengatakan bahwa perusahaan berencana membangun data center JK6 dengan kapasitas 36 MW yang berlokasi di Cibitung.

“Ini akan membawa kapasitas total DCI yang saat ini ada di 83 MW di akhir tahun 2023 menjadi 119 MW pada akhir 2024,” kata Billy dalam paparan publik secara virtual, Senin (22/4/2024).

Selain ekspansi tersebut, Billy menyampaikan bahwa DCII juga melihat potensi pembangunan investasi di kota lain. “Dan ini mungkin bisa menambahkan lebih banyak lagi daripada [target] yang 119 MW [di akhir 2024],” ujarnya

Billy menuturkan bahwa industri data center di Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang. “Karena kalau kita bandingkan dari sisi watt per kapita Indonesia dengan Jepang, Indonesia itu masih di 1 watt per kapita,” ungkapnya.

Dia menyampaikan bahwa kapasitas data center yang digunakan oleh penduduk di Jepang hanya 7–8 watt per kapita. Artinya, sambung Billy, Indonesia dengan 270 juta penduduk memerlukan kurang lebih 2.200 MW kapasitas data center. Sedangkan saat ini, kapasitas data center di Indonesia masih hanya di sekitar 200 MW.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper