Elon Musk Ingin Sulap Starship Jadi ‘SPBU’ Luar Angkasa pada 2025

Rizqi Rajendra
Minggu, 3 November 2024 | 09:52 WIB
Startship meluncur dari Florida AS/dok. SpaceX
Startship meluncur dari Florida AS/dok. SpaceX
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan dirgantara milik Elon Musk, SpaceX tengah mengembangkan inovasi baru yang memungkinkan pesawat Starship menyalurkan bahan bakar ke pesawat lain di luar angkasa.

Nantinya, Starship akan memiliki teknologi untuk mentransfer bahan bakar antara satu pesawat dengan yang lainnya paling cepat pada Maret 2025 mendatang.

Kent Chojnacki, Wakil Manajer Program Sistem Pendaratan Manusia (HLS) NASA mengatakan prestasi teknis utama ini akan membuka jalan bagi demonstrasi pendaratan tanpa awak Starship di bulan.

Menurutnya, pengembangan teknologi ini sangat penting bagi program Artemis NASA, yang berupaya mengirimkan manusia ke bulan dengan menggunakan pesawat ruang angkasa revolusioner SpaceX.

Adapun, NASA telah memberikan kontrak senilai US$4,05 miliar kepada SpaceX milik Elon Musk untuk membangun dua pesawat Starship yang dapat dioperasikan manusia.

Pesawat ruang angkasa itu akan membawa astronot ke permukaan bulan, yang menjadi perjalanan pertama sejak era Apollo. Pendaratan berawak saat ini dijadwalkan pada September 2026.

NASA pun terus memantau kampanye uji coba Starship SpaceX, yang telah menyelesaikan lima peluncuran roket sejauh ini. Uji coba terakhir dilakukan pada 13 Oktober 2024 yakni SpaceX membuat sejarah dengan menangkap pendorong roket Super Heavy di udara dengan "sumpit" di menara peluncuran.

"Kami belajar banyak setiap kali [peluncuran roket] terjadi,” kata Chojnacki seperti yang dilaporkan TechCrunch dikutip Minggu (3/11/2024).

Di lain sisi, Chojnacki juga menekankan perbedaan pendekatan yang diadopsi NASA dengan program Sistem Peluncuran Luar Angkasa (Space Launch System/SLS) dan program Sistem Pendaratan Manusia (Human Landing System/HLS).

Program pertama yakni SLS, bekerja berdasarkan model biaya tambahan (cost plus), di mana NASA membayar sejumlah biaya dasar ditambah biaya-biaya lainnya. Model ini dikritik karena mendorong waktu pengembangan yang lama dan biaya yang tinggi.

Sementara itu, kontrak HLS memiliki harga tetap (fixed price) yang berarti SpaceX akan mendapatkan pembayaran satu kali sebesar US$2,99 miliar jika memenuhi target NASA. 

Sebagai bagian dari kontraknya dengan NASA, SpaceX harus melakukan tinjauan desain wajib dan juga dapat menyarankan inovasi tambahan untuk mendapatkan pembayaran.

Salah satu tonggak sejarah tersebut adalah demonstrasi transfer bahan bakar atau propelan antar pesawat Starship, yang dijadwalkan akan dimulai sekitar Maret 2025.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper