China Selidiki Dugaan Nvidia Monopoli Bisnis Chip

Lukman Nur Hakim
Selasa, 10 Desember 2024 | 07:25 WIB
Kantor pusat Nvidia di Santa Clara, California, AS, pada hari Rabu, 28 Agustus 2024./Bloomberg-Loren Elliott
Kantor pusat Nvidia di Santa Clara, California, AS, pada hari Rabu, 28 Agustus 2024./Bloomberg-Loren Elliott
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - China mengumumkan telah memulai penyelidikan dugaan monopoli bisnis chip terhadap Nvidia Corp. Langkah ini disinyalir sebagai respons langsung terhadap pembatasan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap sektor chip di China.. 

Melansir dari Reuters, Selasa (10/12/2024) Administrasi Negara untuk Pengaturan Pasar (SAMR) China mengatakan bahwa penyelidikan ini terkait dengan dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli oleh perusahaan chip AS tersebut. 

Meski demikian, SAMR tidak merinci pelanggaran spesifik yang dituduhkan kepada pihak Nvidia. Namun, salah satu fokus utama penyelidikan adalah dugaan pelanggaran komitmen yang dilakukan Nvidia setelah akuisisi perusahaan perancang chip Israel, Mellanox Technologies pada 2020. 

Dalam persetujuan yang diberikan oleh regulator China untuk akuisisi tersebut, Nvidia diwajibkan memenuhi sejumlah ketentuan yang meliputi pembatasan dalam hal penggabungan produk dan perlakuan yang adil terhadap pelanggan.

Akibat adanya pengumuman penyelidikan yang dilakukan otoritas China, diketahui saham Nvidia turun 2,2% dalam perdagangan pra-pasar di New York. 

Adapun, tindakan yang dilakukan China ini muncul setelah Amerika Serikat memperkenalkan serangkaian pembatasan ekspor yang lebih ketat terhadap perusahaan-perusahaan semikonduktor China pada minggu lalu. 

Langkah tersebut mencakup larangan ekspor teknologi canggih, termasuk chip AI yang dirancang untuk membatasi kemampuan Negeri Tirai Bambu dalam mengembangkan teknologi tinggi.

Sebagai balasan, pihak China segera membatasi ekspor beberapa mineral kritis seperti galium dan germanium ke AS, yang digunakan dalam pembuatan chip dan teknologi elektronik.

Penyelidikan dugaan pelanggaran antimonopoli ini juga terjadi di tengah ketatnya persaingan antara Nvidia dan perusahaan-perusahaan teknologi China, terutama Huawei, yang semakin berkembang di pasar chip AI.

Sebelum pembatasan AS diberlakukan, Nvidia menguasai lebih dari 90% pasar chip AI di China. Namun, saat ini perusahaan tersebut menghadapi tantangan lebih besar dalam mempertahankan pangsa pasarnya.

Sejak awal ketegangan perdagangan AS-China, Nvidia telah menjadi salah satu korban utama, dengan pembatasan ekspor AS yang mencegah mereka menjual chip AI tercanggih ke China. 

Dalam menanggapi pembatasan ini, Nvidia mengembangkan versi chip khusus untuk pasar Tiongkok, namun tetap saja pendapatan dari China turun signifikan, dari 26% menjadi sekitar 17% pada awal tahun ini.

Penyelidikan terhadap Nvidia ini diperkirakan akan semakin memperburuk ketegangan dalam hubungan dagang dan teknologi antara kedua negara besar ini, yang telah lama terlibat dalam persaingan sengit di sektor semikonduktor dan teknologi tinggi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper