Bisnis.com, JAKARTA - Platform video berbasis permintaan, Vidio, menerapkan pajak pertambahan nilai 12% untuk paket platinium.
Berdasarkan salah satu tangkapan layar, pelanggan harus membayar paket Vidio Platinium senilai Rp32.480/bulan, dengan perincian Rp3.480 untuk pajak dan Rp29.000 untuk paket bulanan. Adapun jika dihitung kembali, nilai pajak mencapai 12% dari harga pokok langganan.
Dengan paket tersebut, pengguna dapat mengakses sejumlah layanan seperti video streaming sport, movies, dan series.
Vidio adalah streaming service yang menyediakan konten olahraga lokal dan internasional, original series Vidio, dan serial pilihan dari Indonesia, Korea, Thailand, India.
Dari pertama kali berdiri pada 2019 hingga saat ini, Vidio telah merilis 77 judul original yang menjadikan perusahaan sebagai platform OTT dengan judul konten original paling banyak dari seluruh.
Berdasarkan laporan Media Partners Asia (MPA) Asia Pacific Video & Broadband Industry 2024 jumlah pelanggan Vidio telah menembus angka 4 juta orang hingga akhir 2023.
Vidio menempati posisi pertama di Indonesia, disusul penyedia layanan streaming video asal Hong Kong, Viu dan Disney+ Hotstar dengan jumlah pelanggan mendekati 4 juta, dan Netflix di urutan ke empat dengan jumlah pelanggan sekitar 2 juta.
JP Morgan sempat menyampaikan bahwa Emtek Grup memiliki peluang besar untuk membawa Vidio mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di masa mendatang.
Kabar mengenai peluang IPO Vidio sejatinya telah berembus sejak 2022. Namun, pada Juni 2023, manajemen SCMA selaku induk dari Vidio menyatakan belum memiliki rencana IPO dalam waktu dekat lantaran layanan OTT ini dianggap belum profitable.
SCMA lantas menyiapkan sejumlah rencana bisnis untuk memacu kinerja Vidio. Salah satunya dengan menggandakan jumlah pelanggan dalam kurun 2 hingga 3 tahun ke depan.
Berdasarkan laporan The Business Time pada Mei 2024, Direktur Utama SCMA Sutanto Hartono menargetkan Vidio meraih 8 juta pelanggan selama 2 – 3 tahun ke depan. Dia pun menyatakan Vidio akan melantai di Bursa ketika sentimen pasar mulai membaik.
Selain menggenjot jumlah pelanggan, Vidio juga tengah berupaya melakukan penghimpunan pendanaan baru pada tahun ini. Langkah tersebut dilakukan untuk menopang ekspansi dan pertumbuhan layanan streaming perseroan.
Manajemen SCMA, dalam paparan publik yang digelar pada Juni 2024, menyatakan bahwa perseroan meyakini Vidio akan terus bertumbuh, sehingga memberikan kontribusi terhadap kinerja pendapatan perseroan.