Merger XL-Smartfren Sesuai Jadwal, Siap Bersatu Maret 2025

Lukman Nur Hakim
Jumat, 17 Januari 2025 | 20:40 WIB
Logo Smartfren di salah satu gedung di kawasan Jakarta/Smartfren
Logo Smartfren di salah satu gedung di kawasan Jakarta/Smartfren
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) menargetkan proses merger antara pihaknya dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) bakal  rampung di akhir Maret 2025. Seluruh proses berjalan sesuai rencana.

CEO Smartfren Andrijanto Muljono mengatakan bahwa proses merger masih berlangsung dan mengharapkan izin dari otoritas dapat diperoleh pada akhir kuartal I/2025.

“Kita mengharapkan semua approval itu sudah bisa diperoleh pada akhir Maret tahun ini, harapan kita. Ya mudah-mudahan bisa didapat semuanya,” kata Andri kepada Bisnis, Jumat (17/1/2025).

Terkait dengan tantangan mendapatkan izin merger, Andri menyampaikan bahwa proses perizinan merger sudah berada di jalan yang benar.

Apalagi, proses merger ini sudah membuka pembicaraan dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Ya belum ada satu yang terlihat menjadi halangan, hanya mungkin karena baru libur (agak berproses), ini kan awal tahun ya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya,  PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Tel mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan nilai mencapai Rp104 triliun. Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (“XLSmart”).

Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood mengatakan merger ini menggabungkan dua entitas yang akan saling melengkapi dalam melayani pangsa pasar telekomunikasi Indonesia.

XLSmart akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang mampu mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.

“Merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh. Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan,” kata Vivek dikutip Rabu (11/12/2024). 

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper