Bisnis.com, JAKARTA - Penasihat yang menyelidiki dugaan penipuan akuntansi di perusahaan agritech Indonesia eFishery dikabarkan merekomendasikan investor membuat langkah antara melikuidasi atau restrukturisasi perusahaan tersebut.
Keputusan penting ini diharapkan akan dilakukan pada bulan ini, menyusul krisis besar yang dihadapi oleh perusahaan rintisan tersebut.
Melansir dari Bloomberg, Rabu (5/2/2025) dalam waktu dekat, pemegang saham eFishery akan melakukan pemungutan suara untuk menentukan langkah selanjutnya.
Langkah tersebut apakah menutup, merestrukturisasi, atau menjual perusahaan secara keseluruhan atau sebagian.
Langkah ini diambil setelah serangkaian masalah yang menyelimuti perusahaan, termasuk dugaan penipuan akuntansi yang melibatkan penggelembungan pendapatan.
Penasihat yang dipekerjakan, FTI Consulting Singapore Pte, akan terlebih dahulu melakukan tinjauan independen terhadap posisi keuangan eFishery, termasuk arus kas, solvabilitas, pinjaman, serta aset dan kewajiban perusahaan.
Hasil tinjauan ini akan menjadi dasar bagi pemegang saham untuk mengambil keputusan lebih lanjut. Proses ini diperkirakan mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang direncanakan.
Penyelidikan internal baru-baru ini mengungkapkan bahwa eFishery, yang didukung oleh investor besar seperti SoftBank Group Corp. dan Temasek Holdings Pte, telah menggelembungkan pendapatan dan labanya.
Efishery merupakan perusahaan unicorn terbaru atau perusahaan startup yang bernilai lebih dari US$1 miliar.
Perusahaan ini diduga telah memalsukan hampir US$600 juta dalam pendapatan selama sembilan bulan terakhir pada 2024, yang berarti lebih dari 75% dari angka yang dilaporkan adalah palsu.
Tuduhan ini berpotensi merusak reputasi startup di Indonesia, terutama di tengah kesulitan industri yang tengah berjuang mencari pendanaan baru.
Dugaan penipuan ini muncul setelah eFishery, yang menyediakan alat pemberi makan ikan dan udang bagi petani Indonesia, mendapat perhatian besar karena valuasinya yang mencapai US$1,4 miliar.
Perusahaan ini memperoleh pendanaan besar, termasuk dari G42, perusahaan kecerdasan buatan yang dimiliki oleh Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan dari Uni Emirat Arab.
Namun, meski perusahaan sempat mencatatkan laba UD$16 juta pada sembilan bulan pertama tahun 2024, penyelidikan internal menunjukkan bahwa sebaliknya eFishery justru mengalami kerugian sebesar US$35,4 juta.