Permukaan Inti Bumi Mungkin Mengalami Perubahan Bentuk

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 12 Februari 2025 | 10:50 WIB
Permukaan Inti Bumi Mungkin Mengalami Perubahan Bentuk/NASAGov
Permukaan Inti Bumi Mungkin Mengalami Perubahan Bentuk/NASAGov
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian baru mengungkapkan permukaan inti bumi mungkin berubah bentuk.

Penelitian yang diterbitkan pada 10 Februari di jurnal Nature, mengamati gelombang gempa yang menembus tepi inti bumi, sedalam 3.200 mil (5.150 kilometer). Hal ini mengungkapkan bahwa, bahkan ketika inti telah diputar ke posisi yang diamati sebelumnya, sering kali terdapat perbedaan yang tidak kentara.

Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bahwa permukaan inti bagian dalam, meskipun padat, dapat berubah-ubah dalam waktu singkat.

“Hal yang paling mungkin adalah aliran di inti luar sedikit menggerakkan inti terluar dan mengubah topografinya,” kata John Vidale, pemimpin studi dan seismolog di University of Southern California Dornsife dilansir dari livescience.

Inti luarnya adalah logam cair sebagian besar besi dan nikel. Ini melindungi inti bagian dalam yang padat, yang sebagian besar juga terbuat dari besi dan nikel. Setiap tahun, sebagian kecil dari inti luar yang cair mengkristal dan menambah inti dalam yang padat, yang tumbuh dengan kecepatan sekitar satu milimeter per tahun.

Namun, pada batas antara inti luar dan inti dalam, inti dalam berada tepat pada titik lelehnya. Itu padat, tapi tidak kaku. Mungkin itulah sebabnya studi baru ini tampaknya sedikit merembes, meskipun mencari tahu dimensi pasti dari perubahan bentuk adalah sebuah tantangan, kata Vidale kepada Live Science.

Dalam penelitian sebelumnya yang ditulis bersama oleh Vidale, ia dan kolaboratornya menemukan bahwa inti dalam tidak berputar pada kecepatan yang konsisten. Planet ini berotasi lebih cepat dibandingkan bagian planet lainnya hingga sekitar tahun 2010, ketika ia mulai melambat. Kini ia tertinggal dibandingkan rotasi bumi lainnya.

Dari penelitian tersebut, para ilmuwan dapat mengetahui kapan titik yang sama di inti bumi melintas di bawah titik yang sama di Bumi antara tahun 1991 dan 2023. Untuk mengukur inti, mereka menggunakan pasangan gempa bumi yang berasal dari titik yang sama di Kepulauan Sandwich Selatan, di Samudra Atlantik Selatan, dan menghasilkan gelombang yang melewati inti sebelum ditangkap oleh alat penerima di Amerika Selatan dan Utara.

Dengan menggunakan 168 pasang gempa bumi ini, para peneliti melihat sedikit perubahan pada gelombang yang melewati tempat yang sama di inti pada waktu yang berbeda ketika gelombang tersebut merambat ke bagian dalam inti. Namun mereka melihat perubahan di titik yang sama pada gelombang yang hanya melirik permukaan inti dan menguraikan lapisan terluarnya.

Sejak studi pertama mengenai inti bagian dalam pada tahun 1990an menemukan bukti adanya pergerakan, terdapat perdebatan mengenai apakah inti bagian dalam berotasi atau sekadar mengalami pergeseran pada batasnya, kata Bruce Buffett, ahli geosains di Universitas California, Berkeley, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. “Mungkin pendapat semua orang benar,” kata Buffett dilansir dari Live Science.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper