Bursa Kripto Bybit Diduga Diretas Hacker Korea Utara yang Didanai Negara

Muhammad Ridwan
Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:15 WIB
Potret token Ethereum (ETH). / Bloomberg-Angel Garcia
Potret token Ethereum (ETH). / Bloomberg-Angel Garcia
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa kripto Bybit diduga diretas oleh komplotan peretas yang berasal dari Korea Utara yang disinyalir didanai oleh negara.

Dilansir dari CNBC.com, Kepala Ilmuwan Elliptic, Tom Robinson menghubungkan serangan peretasan Bursa kripto Bybitdengan Lazarus Group dari Korea Utara, sebuah kolektif peretas yang disponsori negara yang terkenal karena menyedot miliaran dolar dari industri mata uang kripto.

Kelompok ini dikenal karena mengeksploitasi kerentanan keamanan untuk mendanai rezim Korea Utara, sering kali menggunakan metode pencucian uang yang canggih untuk mengaburkan aliran dana.

“Kami telah memberi label alamat pencuri di perangkat lunak kami, untuk membantu mencegah dana ini dicairkan melalui bursa lain,” kata Tom Robinson dikutip dari CNBC.com pada Sabtu (22/2/2025).

Riwayat Lazarus Group dalam menargetkan platform kripto dimulai pada 2017, ketika kelompok tersebut menyusup ke empat bursa Korea Selatan dan mencuri bitcoin senilai $200 juta.

Saat lembaga penegak hukum dan firma pelacakan kripto berupaya melacak aset yang dicuri, para pakar industri memperingatkan bahwa pencurian skala besar tetap menjadi risiko mendasar.

“Semakin sulit kita mendapatkan keuntungan dari kejahatan seperti ini, semakin jarang kejahatan itu terjadi,” kata Robinson.

Sebelumnya, Chief Executive Officer Bybit, Ben Zhou menuturkan seorang peretas mengambil kendali salah satu dompet Ethereum offline Bybit. Diperkirakan aset senilai US$1,46 miliar atau setara dengan Rp23,8 triliun mengalir keluar dari dompet itu dalam serangkaian transaksi mencurigakan, menurut postingan analis on-chain ZachXBT di Telegram. 

Firma riset Arkham Intelligence mengkonfirmasi arus keluar sekitar US$1,4 miliar dari bursa Bybit, memposting di X bahwa dana tersebut telah mulai berpindah ke alamat baru, di mana dana tersebut dijual.

Peretasan tersebut adalah pencurian kripto terbesar yang pernah ada, menurut perusahaan analisis blockchain Elliptic, melampaui US$611 juta yang dicuri dari Poly Network pada 2021. 

"Ini kemungkinan merupakan insiden terbesar yang pernah ada, bukan hanya kripto,” kata Rob Behnke, salah satu pendiri dan ketua eksekutif perusahaan keamanan blockchain Halborn. 

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Muhammad Ridwan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper