BTS Palsu Sulit Dilacak, Pakai Mobil hingga Waktu Pancar Diatur

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 4 Maret 2025 | 16:39 WIB
Pekerja melakukan perbaikan pada salah satu base transceiver station/BTS di Jakarta, Rabu (8/1/2025)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja melakukan perbaikan pada salah satu base transceiver station/BTS di Jakarta, Rabu (8/1/2025)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) diperkirakan kesulitan dalam melacak kehadiran base transceiver station (BTS) palsu. Mobilitas aktor yang cepat hingga pengaturan daya pancar jadi alasan. 

Ketua Bidang Network dan Infrastruktur Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Ariyanto A. Setyawan mengatakan para aktor yang mengoperasikan BTS palsu kerap berpindah tempat dalam hitungan jam, sehingga pihak berwajib kesulitan untuk melacak.

Tidak hanya itu, para aktor juga memiliki pola tertentu dalam mengaktifkan BTS palsu untuk mengaburkan aksi mereka.

“Biasanya dipasang di mobil yang dapat bergerak, kemudian pancarannya diatur tidak terlalu besar sehingga proses deteksi menjadi sulit, dan juga waktu pancarannya dibuat sebentar-sebentar,” kata Ariyanto kepada Bisnis, Selasa (4/3/2025).

Ariyanto menambahkan  BTS palsu dapat mengirimkan SMS penipuan selama smartphone yang digunakan masyarakat mendukung teknologi 2G. Selain itu, aktor biasanya memanfaatkan nomor masking (text), dan meniru nomor-nomor call center resmi layanan pelanggan, bukan MSISDN biasa untuk lebih mengelabui masyarakat.

Dia menjelaskan cara kerja, BTS  palsu memancarkan sinyal 2G menggunakan identitas operator resmi dengan power yang cukup kuat.

Sebuah smartphone yang kehilangan sinyal, karena jauh dari BTS asli maupun akibat kepadatan/ antrean dilayani, akan terjebak menerima pancaran BTS palsu dan melakukan proses registrasi.

“Di 2G proses ini tidak aman, main percaya saja. Di 3G ke atas, proses registrasi melibatkan mekanisme code challenge asimetris yg lebih rumit dari data di sim card, sehingga lebih aman," kata Ariyanto.

BTS palsu ini lebih dikenal dengan nama SMS blaster, adalah perangkat yang dapat berfungsi sebagai pemancar sinyal seluler palsu untuk mengirimkan SMS tanpa ijin dari operator resmi.

Teknologi ini sering digunakan untuk menyebarkan SMS penipuan, hoaks, atau konten berbahaya lainnya.

Ariyanto mengatakan operator sebenarnya tidak tinggal diam, melalui sensor di BTS, NOC mereka sudah memiliki indikasi terjadi gangguan interferensi. Kalau ada jammer yang kuat jelas kelihatan. Tetapi kalo fake BTS yang kecil, kadang dan sering kali tidak terdeteksi,” kata Ariyanto.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper