Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengharapkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) konsisten dalam memberantas penyalahgunaan frekuensi radio yang digunakan untuk menyebarkan SMS penipuan dengan metode fake base transceiver station(BTS).
Head of External Communications XL Axiata Henry Wijayanto mengatakan pihaknya mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya komitmen dan upaya Komdigi untuk melakukan tindakan tegas terhadap pihak-pihak tersebut.
“Karena hal tersebut (penipuan dengan metode fake BTS) sangat meresahkan dan merugikan masyarakat,” kata Henry kepada Bisnis, Selasa (4/3/2025).
Lebih lanjut, Henry mengharapkan langkah Komdigi ini bisa konsisten dan tidak hanya diawal saja memberantas penipuan dengan metode fake.
Hal ini, kata Henry perlu dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan memberikan perlindungan bagi masyarakat.
“Untuk memastikan upaya penyalahgunaan frekuensi radio tersebut bisa diberantas untuk menjaga kenyamanan dan juga memberikan perlindungan bagi masyarakat dan operator,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengambil tindakan tegas terhadap kasus penyalahgunaan frekuensi radio yang digunakan untuk menyebarkan SMS penipuan dengan metode fake base transceiver station (BTS).
Kasus ini terungkap setelah Komdigi menerima banyak laporan dari masyarakat terkait maraknya SMS penipuan belakangan ini yang dikirim bukan oleh operator seluler resmi.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, dirinya telah memerintahkan Ditjen Infrastruktur Digital (DJID) mengambil sejumlah langkah untuk menangani kasus ini.
“Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Balmon SFR) juga sudah dikerahkan guna memantau dan melacak sumber sinyal frekuensi radio ilegal yang digunakan para pelaku," kata Meutya dalam keteranganya, Senin (3/3/2025).
Meutya menjelaskan bahwa dengan menggunakan perangkat fake BTS atau BTS palsu, para pelaku dapat memancarkan sinyal seolah-olah sebagai BTS operator resmi.
Dengan cara ini pelaku mengirim SMS secara massal ke ponsel di sekitarnya tanpa terdeteksi oleh sistem operator.
Sebelumnya, ramai di media sosial mengenai pesan SMS penipuan yang menyasar sejumlah nasabah perbankan. Uniknya, SMS penipuan ini menggunakan kanal resmi. Nasabah penerima pesan diarahkan pada website, yang digunakan aktor untuk menyedot data dan uang nasabah.