Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp36,6 triliun pada kuartal I/2025. Bisnis enterprise tetap tumbuh di tengah kondisi makro yang menantang.
Dalam laporan info memo, Manajemen Telkom menyampaikan pendapatan dari layanan Data, Internet & TI tercatat sebesar Rp21,3 triliun pada kuartal I/2025, mengalami penurunan sebesar 5,4% secara year-on-year (YoY) dan 5,7% secara quarter-on-quarter (QoQ).
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh melemahnya Bisnis Digital yang terkoreksi sebesar 5,9% YoY. Penurunan disebabkan tantangan ekonomi yang lebih luas dan penurunan belanja konsumen selama musim perayaan Lebaran.
Perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut menyiapkan sejumlah langkah dalam menghadapi tantangan tersebut, salah satunya dengan menyederhanakan produk.
“Telkom tetap fokus pada kualitas jaringan, memperkuat keterlibatan pelanggan, penyederhanaan produk, dan memperkaya pengalaman digital,” tulis Manajemen Telkom dikutip dari Info Memo, Jumat (2/5/2025).
Telkom mengungkap di tengah penurunan tersebut, Bisnis Enterprise perusahaan tetap tumbuh sebesar 2,9% YoY, yang didorong oleh layanan High-Speed Internet (HSI).
Di sisi lain, pendapatan konsolidasi IndiHome menunjukkan kinerja yang positif dengan peningkatan sebesar 3,4% YoY menjadi Rp6,7 triliun pada kuartal I/2025.
Secara khusus, pendapatan IndiHome B2C juga tumbuh sebesar 1,3% YoY menjadi Rp6,7 triliun, menunjukkan ketahanan di tengah kontraksi ekonomi yang lebih luas, terutama di Jawa. Telkom berhasil mencatatkan penambahan bersih sekitar 230.000 pelanggan IndiHome selama kuartal ini.
Pendapatan konsolidasi dari layanan SMS, Telepon Tetap, dan Suara Seluler meningkat sebesar 2,4% YoY menjadi Rp2,6 triliun pada kuartal I/2025, terutama disebabkan oleh perlakuan akuntansi keuangan.
Pendapatan Interkoneksi mengalami penurunan sebesar 7,0% YoY menjadi Rp2,4 triliun pada kuartal I/2025, yang mencerminkan moderasi berkelanjutan dalam pendapatan SMS hubbing.
Tren ini sejalan dengan pergeseran preferensi komunikasi pengguna ke platform pesan over-the-top (OTT) berbasis data. Namun, secara kuartalan, pendapatan interkoneksi tumbuh sebesar 3,6% QoQ, didukung oleh peningkatan aktivitas dalam bisnis suara wholesale internasional.
Layanan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Lainnya mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,5% YoY menjadi Rp3,7 triliun pada kuartal I/2025.
Secara kuartalan, pendapatan pada kuartal I/2025 tumbuh sebesar 4,4% QoQ, terutama didorong oleh layanan satelit dan bisnis solusi pembayaran.