Implementasi AI Berpotensi Tingkatkan Produktivitas Petani Sawit

Rika Anggraeni
Rabu, 14 Mei 2025 | 14:45 WIB
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam digitalisasi bisa menjadi peluang bagi petani sawit rakyat untuk meningkatkan produktivitas.

Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementan Ardi Praptono mengatakan transformasi digital di industri kelapa sawit merupakan hal yang wajib dilakukan.

Menurutnya, digitalisasi akan membuka peluang bagi petani sawit rakyat untuk memperoleh akses informasi, serta pelatihan dan pemasaran yang lebih inklusif.

“Dengan pemanfaatan teknologi digital, baik itu IoT, big data, AI, serta blockchain ini akan memberikan solusi konkret untuk peningkatan produktivitas yang akan kita capai nanti di 2045 sejumlah 100 juta ton [produksi crude palm oil/CPO],” kata Ardi dalam Opening Ceremony dan Press Conference Palm Oil Expo Indonesia 2025 (Palmex) di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Di sisi lain, Ardi mengungkap penggunaan teknologi yang masih sangat rendah dan tata kelola pemasaran yang belum efisien masih menjadi tantangan tersendiri di industri kelapa sawit.

Selain itu, lanjut dia, kondisi produksi kelapa sawit juga dibayangi iklim yang tidak menentu, musim kering yang berkepanjangan, hingga penerapan kultur teknis yang belum sesuai. Serta, penggunaan benih yang belum sepenuhnya menggunakan benih unggul.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan perintah Presiden Prabowo Subianto yang meminta untuk melakukan hilirisasi sawit. Menurut Ardi, hilirisasi sawit menjadi strategi kunci dalam menambah nilai ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Lebih lanjut, Kementan mengungkap kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian yang berkontribusi besar dalam penerimaan devisa negara, sebesar US$25,61 miliar dengan volume ekspor sebesar 38,23 juta ton pada 2023. Indonesia juga merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

“Dengan besarnya potensi dan keunggulan dari kelapa sawit, industri ini memiliki peranan yang sangat penting dalam ekonomi Indonesia,” terangnya.

Untuk diketahui, Palmex Indonesia 2025 merupakan pameran teknologi kelapa sawit internasional terbesar di Indonesia untuk memberikan solusi teknologi terbaru dalam menjawab tantangan yang ada dalam industri minyak kelapa sawit.

Founder & Group CEO PT Fireworks Indonesia Kenny Yong mengatakan Palmex Indonesia 2025 bukan hanya sekadar pameran teknologi, melainkan platform bagi seluruh ekosistem industri kelapa sawit mulai dari produsen, penyedia teknologi, hingga pembuat kebijakan.

“Target kami adalah memperkuat posisi Palmex Indonesia sebagai ajang paling berpengaruh di Asia untuk teknologi kelapa sawit, sekaligus mendukung upaya global menuju industri sawit yang lebih hijau dan inovatif,” tandasnya.

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper