Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bersama dengan PT Indosat Tbk. (ISAT) resmi meluncurkan AI Experience Center (AIEC) di Jayapura, Papua, sebagai bagian dari komitmen untuk mendorong pemerataan transformasi digital dan penguatan talenta kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, khususnya di kawasan Timur yang selama ini memiliki akses terbatas terhadap teknologi mutakhir.
AIEC Papua menjadi fasilitas pusat AI kedua Indosat setelah Solo, dibangun melalui kolaborasi dengan mitra global seperti Huawei dan Wadhwani Foundation.
Pusat ini menyediakan berbagai contoh kasus pemanfaatan AI, pelatihan dasar hingga lanjutan, serta uji coba penggunaan teknologi AI.
Masyarakat luas, pelajar, hingga aparatur sipil negara dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk meningkatkan literasi dan keterampilan digital, membuka peluang baru, dan meningkatkan produktivitas.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan kehadiran AI Experience Center menjadi bukti nyata komitmen negara dalam mendorong pemerataan pemahaman kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia, utamanya wilayah timur.
AI Experience Center menjadi tonggak penting bagi Papua yang lebih digital dan inklusif, serta melahirkan talenta-talenta digital yang berdampak pada kemajuan Papua.
“Kami sangat berharap pusat ini menjadi katalisator bagi lahirnya talenta-talenta digital baru di Papua. Ini penting sekali karena Papua dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan alam yang cukup subur dan indah,” kata Nezar dalam sambutannya pada acara Kitorang Bisa AI, mengutip Youtube Indosat Ooredoo Hutchison, Rabu (21/5/2025).
Nezar menambahkan selain mendorong AI lebih merata, Indonesia juga terus meningkatkan kualitas AI di dalam negeri. Tahun lalu, Nezar mengungkap bahwa Indonesia telah menyelesaikan Readiness Assessment Methodology (RAM) untuk teknologi AI dari UNESCO.
Komdigi mengungkap, setidaknya ada tiga hal yang menjadi catatan dari hasil RAM UNESCO. Pertama, infrastruktur digital Indonesia belum merata. Kedua, soal digital gap, dan terakhir, penguatan penelitian dan pengembangan terkait AI.
Nezar mengatakan, catatan dari UNESCO sangat berguna bagi pemerintah dalam melakukan sejumlah langkah-langkah strategis untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Pemerintah mencoba mengatasi problem yang disebutkan tadi. Itu sesungguhnya landskap konektivitas kita tidaklah terlalu buruk,” ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur dan CEO Indosat, Vikram Sinha, menegaskan bahwa kehadiran AIEC di Papua merupakan langkah nyata mendorong manfaat AI secara merata, sehingga AI tidak hanya dirasakan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Medan, tetapi juga Jayapura, Papua.
“Kami ingin memastikan bahwa Jayapura memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan manfaat dari AI,” ujar Vikram.
Indosat menegaskan komitmen investasi tidak hanya pada teknologi 5G, tetapi juga pada integrasi AI dan 5G untuk memberikan dampak signifikan di bidang kesehatan dan pendidikan.
Vikram menyoroti bahwa AI telah terbukti membawa perubahan besar di sektor kesehatan global hingga pendidikan.
Di bidang pendidikan, AI membuka peluang pembelajaran personal dan akses yang lebih merata. Indosat mendorong generasi muda Papua untuk memanfaatkan teknologi ini, karena AI kini semakin mudah dipelajari dan diakses—bahkan bisa menjadi sumber belajar mandiri bagi siapa pun.
AIEC Papua didukung oleh GPU Merdeka, infrastruktur AI yang dibangun dan dikelola oleh talenta lokal Indonesia untuk kepentingan nasional.
Indosat juga terus memperkuat ekosistem AI nasional melalui pengembangan Sahabat-AI, open-source Large Language Model (LLM) untuk Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, demi memperkuat kedaulatan digital dan inklusivitas teknologi di Tanah Air.
“AI Experience Center menjadi pusat pelatihan talenta AI, membawa praktik terbaik dunia ke Indonesia dan memperkenalkan teknologi tercanggih ke masyarakat luas,” kata Vikram.
Dia juga menegaskan komitmen Indosat untuk berinvestasi pada sumber daya manusia di Papua, dengan memberikan pelatihan bersama mitra strategis seperti Huawei dan Wadhwani Foundation.
“Kami akan memastikan bahwa kami menciptakan dampak pada skala besar. Ini adalah awal yang baik untuk Jayapura dan ini adalah kunjungan kedua saya dan saya telah berjanji bahwa tahun ini saya akan datang setidaknya dua kali lagi,” kata Vikram.
Harapan Baru Jayapura
Pemerintah Daerah Papua menyambut positif kehadiran Indosat AIEC di Jayapura. Infrastruktur kecerdasan buatan (AI) ini menjadi harapan baru bagi digitalisasi di Papua.
Tidak hanya itu, infrastruktur tersebut juga membuka harapan bahwa pembangunan infrastruktur digital dan teknologi informasi kini tidak lagi terpusat di kota-kota besar, melainkan mulai merata hingga ke pelosok nusantara.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Papua Yohanes Walilo, menegaskan bahwa kehadiran AIEC merupakan bukti keseriusan pemerintah dan mitra strategis seperti Indosat dalam membuka akses dan kesempatan seluas-luasnya bagi generasi muda Papua untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital global.
“Kami ingin Papua tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku utama dalam kemajuan Indonesia digital,” ujar Yohanes Yohanes juga berharap pemerintah dapat terus terlibat dalam mendorong pemerataan internet di Papua. Sejumlah wilayah seperti Kabupaten Mamberamo Raya, Waropen, dan Kepulauan Yapen sangat membutuhkan akses internet.
“Akses layanan digital masih terputus di ibu kota kabupaten, sementara masyarakat di distrik-distrik terpencil belum tersentuh konektivitas yang layak,” ujarnya.
Peningkatan kapasitas akses internet, sambung Yohanes, juga dibutuhkan di Kabupaten Keram, Biak, Supiori, dan Kota Jayapura.
Peningkatan kapasitas akses internet akan membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas serta menjadi daya ungkit penting bagi program-program literasi digital, pelatihan talenta muda, hingga penguatan kapasitas UMKM.
“Semua ini untuk memastikan bahwa transformasi digital bukan hanya proyek teknologi tetapi benar-benar memang menjangkau dan memberdayakan seluruh masyarakat,” kata Yohanes.