Bisnis.com, JAKARTA — PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) memastikan rencana peluncuran Satelit Nusantara 5 akan berlangsung pada akhir Agustus 2025. Satelit Geostationary Orbit tersebut akan mengangkut internet dengan kapasitas 160 Gbps.
Satelit GEO (Geostationary Earth Orbit) adalah satelit yang mengorbit di ketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas ekuator Bumi.
Keunggulannya yang paling menonjol adalah kemampuan untuk tetap berada di atas satu titik yang sama di permukaan bumi, karena periode orbitnya sama dengan waktu rotasi Bumi.
Hal ini memungkinkan satelit GEO memberikan jangkauan yang luas dan stabil untuk berbagai layanan, seperti komunikasi, siaran TV, dan pemantauan cuaca
CEO sekaligus Direktur Utama PSN, Adi Rahman Adiwoso mengatakan seluruh proses persiapan peluncuran satelit berjalan sesuai rencana dan akan diluncurkan di Florida, Amerika Serikat menggunakan peluncur milik SpaceX.
“Akan diluncurkan pada akhir Agustus. Semua sudah dalam proses yang baik. SpaceX penuh jadi baru bisa Agustus. Semoga beroperasi pada akhir tahun ini atau awal tahun depan,” ujar Adi kepada Bisnis, Selasa (3/6/2025).
Sekadar informasi, Satelit Nusantara 5 awalnya direncanakan meluncur pada Desember 2023. Artinya peluncuran satelit ini sempat mundur 1,5 tahun.
Dalam perhelatan rensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean 2023 di Jakarta, Grup Pasifik Satelit Nusantara (PSN) melalui anak perusahaannya, PT Satelit Nusantara Lima (SNL) bersama Pemerintah Filipina mengadakan pertemuan untuk membahas perkembangan Perjanjian Layanan Kapasitas Satelit (Satellite Capacity Service Agreement).
Perjanjian tersebut telah disepakati dengan We Are IT Philippines Inc. (WIT) pada akhir 2022 terkait penggunaan kapasitas satelit Nusantara 5 (N5) di wilayah Filipina.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Satelit Nusantara-5 yang rencananya diluncurkan pada Desember 2023 akan membantu menyediakan koneksi internet berbasis satelit di daerah-daerah terpencil Filipina.
Adi mengatakan Satelit Nusantara 5 akan membawa kapasitas transmisi data sebesar 160 Gbps, dengan sekitar 140 Gbps dialokasikan untuk wilayah Indonesia dan sisanya untuk pasar luar negeri.
Satelit ini akan melayani tiga negara utama yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Menurut Adi, permintaan dari Malaysia dan Filipina sudah masuk, sementara kebutuhan di Indonesia sendiri masih sangat besar.
“Malaysia sama Filipina sudah ada yang minta. Indonesia kita juga masih kekurangan ya. Jadi kita jalankan aja terus,” tambahnya.
Adi menambahkan sejalan dengan hadirnya satelit baru, bisnis PSN diproyeksinya akan makin moncer. Tahun ini dia memperkirakan pendapatan bisnis perusahaan tumbuh dua digit. Pertumbuhan akan makin tinggi pada 2026 setelah Satelit Nusantara 5 resmi komersialisasi.
"Insya allah tumbuh dua digit tahun ini," kata Adi.
Ekspansi ke Bisnis Satelit Navigasi dan LEO
Selain peluncuran Nusantara 5, PSN juga tengah memperluas bisnisnya ke sektor satelit navigasi dan penginderaan berbasis Low Earth Orbit (LEO).
Adi mengungkapkan, pihaknya telah melakukan filing atas nama Republik Indonesia untuk lebih dari 13.000 sistem LEO yang akan digunakan untuk berbagai aplikasi seperti penginderaan, PNT (Positioning, Navigation, Timing), GPS, serta IoT.
Satu satelit eksperimental telah berhasil diluncurkan pada November tahun lalu dan berjalan dengan baik.
“Bersama-sama partner kita, kita akan meluncurkan enam satelit lagi pada bulan Agustus. Kalau itu semuanya beres, baru kita akan deploy secara penuh di akhir 2026, awal 2027,” jelas Adi.
Target utama pasar dari ekspansi ini adalah Indonesia dan kawasan sekitarnya, dengan berbagai aplikasi mulai dari penginderaan hingga optik.