Data Center JK6 DCII dengan Kapasitas 36 MW Resmi Beroperasi

Pernita Hestin Untari
Kamis, 5 Juni 2025 | 07:08 WIB
Peresmian data center JK6 dengan kapasitas 36 MW milik DCI Indonesia
Peresmian data center JK6 dengan kapasitas 36 MW milik DCI Indonesia
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—  Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meresmikan pusat data berstandar global JK6 milik PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), pada Selasa (3/6/2025) di DCI H1 Campus, Cibitung, Bekasi. 

Dengan kapasitas 36 megawatt, fasilitas ini diklaim sebagai salah satu pusat data terbesar di Asia Tenggara dan akan menjadi infrastruktur penting bagi penguatan ekonomi digital Indonesia. 

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, menyebut kehadiran JK6 bukan hanya tonggak infrastruktur teknologi, tetapi juga aset strategis yang akan menopang pengelolaan data lintas sektor secara aman dan efisien.

“Ini menjadi bukti bahwa anak-anak bangsa mampu merancang dan membangun pusat data berstandar global serta mendorong lahirnya kompetensi nasional,” kata Meutya.

Menurutnya, pusat data seperti JK6 akan menjadi tulang punggung transformasi digital nasional, termasuk dalam mendukung pelayanan publik, industri strategis, kecerdasan buatan (AI), serta layanan digital berbasis data.

Dia menjelaskan, pembangunan infrastruktur pusat data merupakan bagian integral dari strategi transformasi digital nasional, yang mencakup empat pilar utama: penguatan infrastruktur dan spektrum, pengembangan talenta digital, penyediaan perangkat dan aplikasi, serta kebijakan yang adaptif dan kolaboratif.

Mengutip laporan GSMA 2024, digitalisasi di sektor energi, pertanian, perikanan, dan kehutanan diproyeksikan menyumbang nilai tambah hingga Rp1.271 triliun pada 2029. Dalam konteks tersebut, pusat data memiliki peran penting sebagai simpul penghubung yang menjamin efisiensi dan keamanan proses digitalisasi lintas sektor.

“Setiap pemanfaatan teknologi membutuhkan kemampuan penyimpanan dan pengolahan data yang terstruktur, aman, dan efisien. Di sinilah pusat data seperti JK6 memainkan peran strategis,” tambah Meutya.

Lebih jauh, Meutya mengaitkan pentingnya infrastruktur digital dengan sejarah kejayaan Nusantara. Ia mencontohkan peran Sriwijaya sebagai pusat ilmu dan Majapahit dalam pengembangan teknologi produksi yang kini diwujudkan dalam bentuk penguasaan pusat data modern.

“Kendali atas ilmu pengetahuan dan proses hilirisasi produksi selalu menjadi fondasi kemajuan bangsa. Kini, pusat data menjadi simbol peradaban digital yang menempatkan data sebagai sumber nilai tambah baru,” kata Meutya.

Data dari KPMG menunjukkan bahwa konsumsi energi pusat data global meningkat dari 79 gigawatt pada 2023 menjadi 90 gigawatt pada 2025, dan diperkirakan mencapai 180 gigawatt pada 2030. Dalam dua tahun terakhir, kapasitas pusat data di Indonesia tercatat tumbuh sebesar 66%.

“Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia termasuk negara dengan potensi tertinggi di dunia. Pertumbuhan kapasitas pusat data kita sebesar 66% adalah sinyal kuat bahwa pasar digital Indonesia berkembang pesat dan menjadi magnet global,” pungkas Meutya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper