Sahabat-AI Tandai Transisi Indonesia dari Konsumen Jadi Pencipta Teknologi

Choirul Anam
Kamis, 5 Juni 2025 | 12:37 WIB
Kiri-kanan: Vikram Sinha (CEO & President Director Indosat Ooredoo Hutchison), Meutya Hafid (Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia), Nezar Patria (Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia), dan Patrick Walujo (Direktur Utama GoTo Group) pada peluncuran Sahabat-AI dengan kapasitas 70 miliar parameter, di Jakarta, Senin (2/6/2025) / Istimewa
Kiri-kanan: Vikram Sinha (CEO & President Director Indosat Ooredoo Hutchison), Meutya Hafid (Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia), Nezar Patria (Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia), dan Patrick Walujo (Direktur Utama GoTo Group) pada peluncuran Sahabat-AI dengan kapasitas 70 miliar parameter, di Jakarta, Senin (2/6/2025) / Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, SURABAYA — Peluncuran Sahabat-AI, model bahasa besar (LLM) dengan 70 miliar parameter yang dikembangkan oleh Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo Group menandai transisi Indonesia dari sekadar konsumen menjadi pencipta teknologi.

CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menyebut model bahasa ini bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga representasi nyata dari kolaborasi, kemandirian, dan gotong royong digital Indonesia.

Peluncuran Sahabat-AI menjadi momen penting yang menandai transisi Indonesia dari sekadar konsumen menjadi pencipta teknologi.

"Kita tahu bahwa saat ini Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi AI tertinggi di dunia. Sekarang saatnya kita beralih, dari hanya pengguna menjadi produsen," ujar Vikram Sinha dalam keterangan tertulis, Rabu (4/6/2025).

Yang membedakan Sahabat-AI dari banyak LLM global lainnya, kata Sinha, bukan hanya jumlah parameternya, tapi juga efisiensi dan kedaulatan infrastrukturnya.

Menurutnya, model ini ditopang oleh GPU Merdeka, sovereign cloud dari AI Factory Lintasarta yang merupakan bagian dari Indosat Group.

Bermodalkan GPU dari NVIDIA, pengoperasian model bahasa ini jauh lebih efisien dibanding banyak LLM global yang membutuhkan lebih banyak GPU.

GPU Merdeka merupakan GPU-as-a-Service (GPUaaS) pertama di Indonesia yang sepenuhnya dibangun dan dioperasikan di dalam negeri oleh talenta lokal.

Diluncurkan pada 2024 silam, layanan ini mengandalkan infrastruktur superkomputer berbasis teknologi NVIDIA dan menghadirkan akses terhadap kemampuan generative AI, machine learning, rendering, serta aplikasi CAD dengan latensi rendah dan efisiensi energi tinggi.

"GPU Merdeka kini menjadi tulang punggung penting dalam mendukung pengembangan model-model AI lokal seperti Sahabat-AI," ujarnya.

Perjalanan Sahabat-AI dimulai sejak lebih dari setahun lalu. CEO GoTo, Patrick Walujo, menjelaskan bahwa awalnya mereka mencari mitra pengembangan dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat.

Namun akhirnya bersama Indosat yang didukung oleh NVIDIA, barulah emiten teknologi ini berhasil menciptakan LLM untuk kebutuhan peningkatan pengalaman penggunanya. 

Kini, hanya dalam waktu sekitar 200 hari, Indonesia telah memiliki LLM dengan 70 miliar parameter, lompatan besar dari sebelumnya yang hanya 7 dan 9 miliar parameter.

"Ini bukan hanya soal angka, tapi tentang semangat untuk membuka akses. Sahabat-AI bukan hanya milik Indosat dan GoTo, tapi milik kita semua. Ini semangat gotong royong digital Indonesia," ujar Sinha.

Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, memberikan apresiasi tinggi atas peluncuran Sahabat-AI.

Meutya berharap kemunculan model bahasa ini menjadi pemicu perkembangan teknologi Indonesia dan bersaing dengan negara-negara lain.

"Dengan hadirnya Sahabat-AI 70 miliar parameter, kita harapkan ini bisa menjadikan Indonesia sekelas dengan model-model global dari berbagai negara. Kita boleh berikan apresiasi," ujarnya.

Lebih dari itu, dia juga menekankan bahwa teknologi ini harus mencerminkan budaya dan sopan santun Indonesia.

"Pemerintah meminta agar pengembangan chatbot berbasis Sahabat-AI dapat menjawab pertanyaan masyarakat kepada lembaga pemerintah dengan bahasa yang sopan, konteks yang relevan, dan kecepatan yang bisa diandalkan," tegasnya.

Dengan sumber daya alam, infrastruktur, dan talenta muda yang dimiliki, Indonesia dinilai memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi pusat pengembangan AI dunia.

"Sahabat-AI adalah perjalanan kolektif. Ini tentang Indonesia. Kita tidak akan berhenti sampai kita benar-benar memberdayakan seluruh masyarakat dengan teknologi," kata Vikram Sinha memungkasi. 

Penulis : Choirul Anam
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper