Bisnis.com, JAKARTA — Para peneliti dari Inggris dan Rumania melakukan penelitian terhadap sisa-sisa fosil dinosaurus Telmatosaurus transsylvanicus, sejenis kadal rawa seukuran sapi yang hidup sekitar 66-70 juta tahun lalu. Mereka menemukan struktur menyerupai sel darah merah atau eritrosit yang terkait dengan tumor di rahang dinosaurus itu.
Ahli onkologi dari Universitas Anglia Rusklin di Inggris Justin Stebbing mengatakan, penemuan ini menunjukkan bercak-bercak kecil jaringan lunak yang mungkin terawetkan dalam fosil lebih sering daripada yang diduga. Itu berarti, kata dia, masih banyak lagi yang dapat diketahui tentang makhluk purba ini, termasuk penyakit apa saja yang mereka derita.
“Tidak seperti struktur rangka saja, jaringan lunak mengandung protein yang menyediakan informasi molekuler yang dapat mengungkap mekanisme biologis yang mendasari penyakit,” jelas Justin, melansir Science Alert, Jumat (13/6/2025).
Dia mengatakan penelitian yang dilakukan oleh timnya menggunakan metode yang relatif jarang digunakan.
Hal ini mengundang eksplorasi lebih lanjut yang dapat menjadi kunci penemuan masa depan yang dapat bermanfaat bagi manusia.
“Misalnya, menemukan fragmen jaringan lunak dinosaurus seperti yang dijelaskan di sini dapat terbukti penting dalam memahami mekanisme kanker dan bagaimana mereka berevolusi,” ujarnya.
Justin menuturkan, hewan besar seperti paus dan gajah telah mengembangkan cara untuk melindungi diri terhadap kanker, dan ada kemungkinan dinosaurus juga demikian.
Menurutnya, memahami adaptasi biologis purba ini kemungkinan dapat memberikan informasi pendekatan baru terhadap pencegahan atau pengobatan kanker pada manusia.
“Pelestarian sampel-sampel ini secara cermat merupakan kuncinya: kita dapat berasumsi bahwa kemajuan ilmiah di masa depan akan terjadi pada peralatan analisis, tetapi peningkatan tersebut tidak akan begitu signifikan tanpa adanya jaringan dinosaurus untuk dipelajari,” tuturnya.
Adapun, dinosaurus yang menjadi fokus penelitian ini memiliki tumor ameloblastoma, jenis tumor yang masih ditemukan pada manusia saat ini.
Fakta bahwa dinosaurus menjelajahi Bumi selama jutaan tahun berarti ada potensi untuk melihat bagaimana kanker mungkin telah berubah selama kurun waktu tersebut - dan bagaimana spesies yang terdampak mungkin telah beradaptasi.
Meskipun tampaknya mustahil bahwa sesuatu yang organik dapat bertahan selama itu, hal itu mungkin - seperti yang ditunjukkan oleh studi baru ini - sehingga kita dapat melihat bagaimana genetika, biologi, dan tekanan lingkungan membantu menyebabkan kanker pada Zaman Kapur Akhir.
“Protein, terutama yang ditemukan dalam jaringan terkalsifikasi seperti tulang, lebih stabil daripada DNA dan kurang rentan terhadap degradasi dan kontaminasi. Hal ini menjadikan mereka kandidat ideal untuk mempelajari penyakit purba, termasuk kanker, pada spesimen paleontologi,” pungkasnya.