Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) mengungkap penjualan layanan satelit orbit rendah untuk Starlink untuk segmen korporasi mengalami peningkatan. Pun, dengan layanan satelit GEO seperti High Throughput Satellite (HTS) Merah Putih
SpaceX menyediakan layanan Starlink Business yang menawarkan kecepatan unduh hingga 220 Mbps dan latensi rendah di sebagian besar lokasi, untuk memastikan kelancaran operasional bisnis.
Starlink Business menyasar berbagai sektor, termasuk migas, pertambangan, perkebunan, dan operasi lepas pantai, yang seringkali beroperasi di lokasi terpencil.
Adapun di Indonesia perusahaan yang terdaftar sebagai reseller Starlink antara lain telkomsat, Primacom, dan Data Lake Indonesia.
Telkomsat, anak perusahaan Telkom Indonesia yang bergerak di bidang layanan satelit, menegaskan perannya sebagai salah satu reseller utama layanan Starlink di Indonesia. Hal ini Chief Marketing Officer (CMO) Telkomsat, Andri Yunianto, yang menjelaskan bahwa sejak 2022 Telkomsat telah menjadi mitra pertama Starlink untuk layanan backhaul, dan kini juga merambah ke layanan broadband satelit.
Menurut Andri, kerja sama awal Telkomsat dengan Starlink berfokus pada layanan backhaul, yaitu penyediaan bandwidth dedicated 1:1 yang umumnya digunakan oleh operator atau perusahaan untuk kebutuhan jaringan utama.
“Backhaul itu yang di-deliver 1 banding 1, jadi dedicated bandwidth,” jelas Andri kepada Bisnis, dikutip Sabtu (21/6/2025).
Andri menegaskan bahwa Telkomsat memasarkan layanan Starlink khusus untuk segmen bisnis (B2B), seperti perusahaan, institusi, dan pemerintah daerah.
Andri menyebut pertumbuhan penjualan layanan Starlink melalui Telkomsat pada 2024 berjalan sangat baik, dengan estimasi kenaikan hingga sekitar 50 persen. Selain Starlink, Telkomsat juga tetap mengandalkan produk satelit milik sendiri, seperti Satelit Merah Putih 2, untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional.
“Sekitar itu [50%] karena memang baru kan itu dan yang produk kita [satelit GEO] juga growth,” kata Andri.
Mengenai persaingan antara Starlink (Low Earth Orbit/LEO) dan satelit Merah Putih (Geostationary/Geo), Andri menyatakan bahwa keduanya memiliki segmen dan keunggulan masing-masing. Starlink saat ini lebih unggul dalam kecepatan dan keandalan, namun satelit Merah Putih tetap relevan untuk kebutuhan tertentu, terutama di wilayah yang belum terjangkau jaringan fiber atau LEO.
“Challenge kita ya mengelola keduanya, karena kita juga menjual produk sendiri dan juga menjadi reseller. Tapi semuanya kembali ke kebutuhan pelanggan, kita sajikan menu yang sesuai keinginan mereka,” jelas Andri.
Andri juga mengakui adanya peningkatan permintaan layanan Starlink di desa-desa dan daerah terpencil, termasuk di wilayah Indonesia Timur seperti Kupang. Telkomsat aktif menyediakan solusi satelit baik dari Starlink maupun Merah Putih, tergantung kebutuhan dan karakteristik pelanggan.