Prasasti: Digitalisasi Bantu Prabowo Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

Redaksi
Selasa, 12 Agustus 2025 | 14:32 WIB
oard of Advisors Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti), Burhanuddin Abdullah, dalam acara Peluncuran Laporan Riset Ekonomi Digital Prasasti, di Jakarta (12/8/2025)
oard of Advisors Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti), Burhanuddin Abdullah, dalam acara Peluncuran Laporan Riset Ekonomi Digital Prasasti, di Jakarta (12/8/2025)
Bagikan
Ringkasan Berita
  • Ekonomi digital berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% dan membuka lapangan kerja baru.
  • Indonesia diproyeksikan akan berkontribusi sebesar US$360 miliar pada ekonomi digital ASEAN pada 2030, dengan dominasi 40% dari nilai ekonomi digital regional.
  • Pemerintah disarankan untuk meningkatkan efisiensi investasi dengan menurunkan ICOR menjadi 4,3, serta mendorong pengembangan infrastruktur digital dan talenta teknologi.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti), lembaga riset yang berfokus pada ekonomi, mengungkap sektor ekonomi digital berpotensi mempercepat indonesia dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%, termasuk membuka lapangan kerja. 

Board of Advisors Prasasti Burhanuddin Abdullah mengatakan, dengan mendorong dan memfasilitasi perkembangan ekonomi digital, dampaknya akan secara langsung dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat.

“Industri digital nasional memberi peluang lebih besar pada talenta teknologi Indonesia untuk mendapatkan kesempatan kerja,” kata Burhanuddin di Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh data yang ditemukan Policy and Program Director Prasasti, Piter Abdullah, yang menyatakan, ekonomi digital dapat memberikan solusi konkret dalam penyediaan mesin pertumbuhan yang lebih efisien.

Dia memproyeksikan Indonesia akan berkontribusi mencapai US$360 miliar atau sekitar Rp5,87 kuadriliun (Kurs:Rp16.000) pada 2030, serta dominasi 40% dari nilai ekonomi digital ASEAN.

“Ekonomi digital berperan mendorong produktivitas nasional, serta sebagai enabler untuk mencapai pertumbuhan 8%,” kata Piter.

Sementara itu, hasil riset yang dilakukan Prasasti menunjukkan, nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) secara nasional berada pada 6,6 secara nasional. Indonesia disarankan mencapai angka 4,3 agar lebih efisien untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8%.

ICOR merupakan rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perekonomian dalam menggunakan investasi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Secara sederhana, ICOR menunjukkan berapa banyak tambahan investasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu unit output (pertumbuhan).

Makin kecil angka ICOR, makin baik. Sebab, jumlah uang yang dikeluarkan untuk menghasilkan nilai  yang berkualitas makin kecil. 

Dengan ICOR 4,3 maka nilai investasi yang perlu digelontorkan pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8% turun drastis dari 52% PDB atau sekitar Rp11.000 triliun menjadi hanya 32%-35% (atau sekitar Rp7.040 triliun -Rp7.700 triliun) 

“Investasi di infrastruktur digital, pengembangan talenta data, dan cloud service jadi strategi industrialisasi nasional yang menentukan daya saing perekonomian Indonesia dua dekade ke depan,” jelas Research Director Prasasti, Gundy Cahyadi. 

Gundy juga mengatakan, penting untuk pemerintah mendorong kebijakan pengembangan infrastruktur digital. Salah satu caranya dengan memperluas program pengembangan talenta data dan AI, serta menciptakan skema pembiayaan inklusif, agar UMKM dan masyarakat dapat lebih mudah mengadopsi teknologi digital.

Bentuk dukungan tersebut diharapkan dapat semakin mempercepat tercapainya target pertumbuhan ekonomi nasional, serta memastikan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami