Tips Jitu Perlindungan Iphone agar Tak Cepat Rusak

Yanita Petriella
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 13:20 WIB
Smartphone Apple iPhone 16 dipajang di sebuah toko di London, Inggris. REUTERS/Hollie Adams
Smartphone Apple iPhone 16 dipajang di sebuah toko di London, Inggris. REUTERS/Hollie Adams
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu masalah yang kerap dialami oleh pengguna iPhone adalah menurunnya kualitas baterai atau battery health seiring waktu. Penurunan ini secara alami terjadi karena penggunaan baterai lithium-ion yang memiliki siklus pengisian terbatas. Apple mencatat bahwa setelah sekitar 500 kali siklus pengisian, kapasitas baterai iPhone hanya akan mampu menyimpan hingga 80% dari kapasitas awalnya.

Dilansir Antara, penting bagi pengguna untuk mengetahui cara merawat baterai iPhone agar tetap optimal dan tidak cepat rusak. Adapun terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga battery health iPhone tetap awet, yakni menjaga level daya baterai di antara 50 hingga 80 persen diyakini dapat memperpanjang masa pakai baterai. Hindari mengisi daya hingga 100% atau menggunakan perangkat hingga baterai benar-benar habis. Saat pengisian daya, disarankan untuk mulai mengisi ketika baterai berada di bawah 20% dan mencabut pengisian ketika mencapai 80% hingga 90%. 

Kemudian, memperbarui sistem operasi yang tidak hanya membawa fitur-fitur baru, tetapi juga peningkatan efisiensi penggunaan baterai. Beberapa fitur pembaruan iOS mendukung perlindungan baterai, seperti fitur Optimized Battery Charging yang memperlambat pengisian daya di atas 80 persen ketika perangkat dalam kondisi suhu ekstrem atau digunakan secara intensif.

Lalu menjaga suhu yang terlalu panas atau dingin dapat merusak komponen baterai secara permanen. Apple merekomendasikan agar perangkat digunakan dalam suhu ruangan yang ideal, yakni antara 0 derajat Celcius hingga 35 derajat Celcius. Lalu hindari meninggalkan iPhone di dalam mobil yang terparkir di bawah sinar matahari langsung atau penggunaan berlebihan saat perangkat terasa panas.

Selain itu, melepaskan casing saat pengisian daya. Beberapa jenis casing terutama yang berbahan tebal atau isolatif, dapat menahan panas saat pengisian daya berlangsung. Hal ini menyebabkan suhu perangkat meningkat, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan baterai. Jika terasa panas saat mengisi daya, disarankan untuk melepaskan casing terlebih dahulu.

Meskipun iPhone telah dilengkapi dengan fitur auto cut-off yang menghentikan arus listrik saat baterai penuh, tetap ada arus kecil yang masuk ke baterai. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, dalam jangka panjang dapat mempercepat penurunan kapasitas baterai, bahkan memicu pembengkakan (bloating) baterai.

Selain itu, menggunakan adaptor daya yang sesuai dengan seri iPhone juga penting untuk menjaga kesehatan baterai. Untuk semua seri iPhone, adaptor 5W dinilai cukup aman. Namun, bagi seri iPhone Xs/Xr hingga iPhone 15, penggunaan adaptor 18W atau 20W lebih disarankan untuk efisiensi waktu pengisian daya, tanpa mengorbankan kestabilan baterai.

Seiring waktu, semua baterai lithium-ion akan mengalami penurunan kualitas. Jika battery health iPhone telah turun drastis dan tidak lagi mendukung penggunaan normal, maka mengganti baterai menjadi solusi terbaik. Penggantian baterai sebaiknya dilakukan di pusat layanan resmi atau oleh teknisi yang berpengalaman agar hasilnya aman dan optimal. Menjaga battery health iPhone tidak hanya bermanfaat untuk memperpanjang masa pakai perangkat, tetapi juga mendukung efisiensi penggunaan sehari-hari. Dengan menerapkan langkah-langkah preventif di atas, pengguna dapat mengurangi risiko kerusakan baterai dan menghindari biaya perbaikan yang tidak perlu.

Namun demikian, diperlukan perlindungan untuk iPhone sebelum membeli ponsel besutan Apple. Terlebih, garansi resmi Apple yang berlaku setahun hanya menanggung kerusakan bawaan pabrik atau masalah teknis, bukan insiden sehari-hari seperti jatuh, terkena air, atau bahkan dicuri. Pasalnya, banyak pengguna iPhone yang belum sadar bahwa garansi standar tidak menanggung kerusakan akibat kelalaian atau insiden harian. Padahal, risiko itu justru lebih sering terjadi.  

Supaya investasi gadget belasan juta rupiah ini tetap aman, namun ada baiknya mempertimbangkan perlindungan ekstra dari distributor resmi seperti memahami batas garansi resmi karena garansi standar tidak menanggung kerusakan karena kelalaian pengguna. Kemudian, mencari perlindungan yang sesuai kebutuhan. 

Selanjutnya, jika sering bepergian atau membawa ponsel di area rawan, maka memilih proteksi yang mencakup kehilangan dan kerusakan akibat kecelakaan. 

CCO and Co-Founder of Blibli Hendry mengatakan terdapat fitur perlindungan selama 12–24 bulan. Fitur perlindungan ini hadir menjawab kebutuhan konsumen akan keamanan gadget pasca pembelian. Risiko kehilangan perangkat tidak berhenti setelah barang diterima, mulai dari pencurian saat cicilan belum lunas, kerusakan akibat bencana alam, hingga kecelakaan yang menyebabkan layar retak. Sementara itu, layanan asuransi gadget umumnya berbayar atau tidak tersedia di berbagai platform perdagangan elektronik maupun toko fisik.

"Pilih metode klaim yang praktis dan tanpa biaya premi.. Kalau tidak mau repot ke toko, pilih penyedia yang menyediakan klaim digital atau melalui service center resmi di kota besar. Perlindungan ini mencakup kerusakan akibat cairan, bencana kebakaran, hingga kehilangan karena pencurian," ujarnya. 

Tren proteksi gadget bukan sekadar strategi pemasaran. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat total premi industri asuransi umum mencapai Rp 103,87 triliun pada 2023, naik 15,3 persen dibandingkan 2022. Pertumbuhan ini berlanjut di 2024 dengan kenaikan 8,7 persen sehingga total premi mencapai Rp 112,86 triliun. Bahkan di semester pertama 2024, premi tumbuh 18,4 persen menjadi Rp 57,9 triliun. Angka ini menandakan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan, termasuk untuk gadget.

Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik dan Riset Trinita Situmeang menegaskan gadget kini sudah menjadi aset vital bagi banyak orang sehingga perlindungan gadget adalah area yang berpotensi besar dan layak dikembangkan lebih lanjut oleh industri asuransi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Yanita Petriella
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami