Bisnis.com, JAKARTA - Proyek jaringan tulang punggung Palapa Ring Barat disebut akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif mengatakan proyek dibangun di lokasi yang kurang menarik dari sisi bisnis. Kendati demikian, keberadaan proyek itu bakal membuka potensi di daerah dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dari sektor yang ada juga sektor baru.
Seperti diketahui, Palapa Ring Barat menyediakan backbone serat optik 2.275 km dengan 1.730 km terbentang di laut dan 545 km di darat.
Pada proyek Palapa Ring Barat, infrastruktur mencakup lima wilayah yang akan merasakan koneksi internet cepat seperti Ranai, Kepulauan Riau; Tebing Tinggi, Sumatra Utara; Kepulauan Meranti, Kepulauan Riau; Bengkalis, Riau; Lingga, Kepulauan Riau dan Tarempa, Kepulauan Anambas.
Kelima kota dan kabupaten ini bisa merasakan jaringan internet 4G dengan kecepatan sekira 30 Mbps. Tercatat, setidaknya terdapat 94.000 masyarakat yang tinggal di lima wilayah tersebut.
“Saat ini terus terjadi peningkatan produksi Gas Bumi, Pertanian, Perikanan dan masih banyak potensi-potensi di Natuna yang kami yakin akan terus berkembang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (3/12/2018).
Pasalnya, dengan pembangunan infrastruktur ini masyarakat bisa menikmati layanan telekomunikasi berkualitas dengan harga terjangkau.
Melalui surat keputusan direktur utama BAKTI, pemerintah telah merilis tarif sewa pemanfaatan infrastruktur Palapa Ring Barat. Sebagai contoh, untuk tarif layanan penyediaan kapasitas bandwidth, terdapat empat kategori berdasarkan besarnya investasi. Pertama, pada ruas Bengkalis-Tebing Tinggi, kapasitas bandwidth 1 Gbps ditawarkan sebesar Rp20 juta perbulan hingga kapasitas 10 Gbps Rp160 juta perbulan.
Kedua, pada ruas Tarempa-Ranai, kapasitas bandwidth 1 Gbps ditawarkan sebesar Rp55,7 juta perbulan hingga kapasitas 10 Gbps Rp445,6 juta perbulan. Ketiga, pada ruas Daik Lingga, kapasitas bandwidth 1 Gbps ditawarkan sebesar Rp23 juta perbulan hingga kapasitas 10 Gbps Rp180 juta perbulan.
Baca Juga Tesla Capai Target Produksi Model 3 |
---|
Terakhir, bila membeli layanan penyediaan kapasitas bandwidth di tiga proyek, kapasitas bandwidth 1 Gbps ditawarkan sebesar Rp78,9 juta perbulan hingga kapasitas 10 Gbps Rp631,7 juta perbulan. Pemerintah juga menyediakan skema penurunan harga yang dilihat dari jumlah peminat di ruas tertentu.
"Melalui ketersediaan infrastruktur telekomunikasi yang berkapasitas besar dan terpadu, diharapkan dapat memberikan jaminan kualitas komunikasi yang berkualitas tinggi, aman dan murah,” katanya.