Bisnis.com, JAKARTA - IBM Indonesia menawarkan solusi secara utuh di berbagai industri, terutama perihal peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam mengadopsi teknologi.
Perkembangan teknologi digital mendorong industri untuk bertransformasi agar produktifitas industri meningkat, ekonomi berkembang, profil lapangan kerja berubah, dan meningkatkan daya saing perusahaan.
IBM melihat perusahaan perlu membuat perubahan mendasar dalam berinovasi dan meningkatkan kinerjanya yaitu dengan fokus terhadap sumber daya manusia dan kemampuannya. Artinya kemampuan SDM harus ditingkatkan agar dapat mengimbangi perkembangan teknologi.
Menurut studi yang baru saja dikeluarkan oleh IBM Institute for Business Value (IBV), dalam 3 tahun kedepan, setidaknya 120 juta pekerja di 12 industri perekonomian terbesar di dunia perlu mendapat pelatihan ulang sebagai dampak revolusi industri dengan adanya AI dan Intelligence Automation.
Presiden Direktur IBM Indonesia, Tan Wijaya, mengatakan kesenjangan kemampuan menjadi kekhawatiran di sejumlah perusahaan karena berdampak pada masa depan bisnis dan ekonomi dunia, khususnya dalam era transformasi digital.
"Banyak dari eksekutif perusahaan memahami masalah ini dan setengah dari mereka menyadari tidak memiliki strategi dalam mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan," kata Wijaya di Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Wijaya mengatakan untuk mengatasi permasalahan tersebut, IBM hadir
membantu perusahaan melatih kembali sumber daya manusianya dan membangun budaya AI.
Menurut IBM IBV, waktu yang dibutuhkan untuk menutup kesenjangan kemampuan melalui pelatihan meningkat 10 kali dalam 4 tahun terakhir.
Pada 2014, lanjutnya, dibutuhkan 3 hari untuk melatih kemampuan melalui pelatihan di perusahaan, adapun pada 2018 untuk pelatihan yang sama membutuhkan 36 hari, karena teknologi berkembang, dengan solusi yang diberikan
Studi IBM IBV juga menunjukkan kebutuhan akan kemampuan baru berubah dengan cepat, Pada 2016, para eksekutif menempatkan kemampuan teknik dan pengoperasian komputer serta aplikasi sebagai dasar bagi setiap karyawan.
Namun pada 2018 dua kemampuan tertinggi yang dibutuhkan adalah kemampuan bersikap - untuk bisa fleksibel, agile dan mudah beradaptasi dengan perubahan serta kemampuan manajemen - dan menentukan prioritas.
Oleh karena itu, Studi IBM IBV percaya langkah penting yang diambil perusahaan untuk memupuk talenta dan mempersem pit celah skill adalah dengan mengambil pendekatan secara menyeluruh dalam mengembangkan berbagai kemampuan, antara lain ditujukan khusus untuk individu tertentu dan dibuat berdasarkan data.
Artinya menciptakan perjalanan pembelajaran bagi karyawan yang sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki saat ini, jenis pekerjaannya dan harapan dari karirnya sesuai hasil yang-diperoleh dari data dan AI.