Bisnis.com, JAKARTA - B Capital, perusahaan investasi global, secara bertahap akan fokus pendanaaan ke startup business to business atau B2B commece di Indonesia.
Sebagai informasi,B Capital baru saja mengumumkan dana pertumbuhan ventura ketiganya dan dana pendamping terkait (Growth Fund III), dengan komitmen modal agregat sekitar US$2,1 miliar atau senilai Rp32,7 triliun. Dana ini akan dipakai untuk memaksimalkan investasi untuk pertumbuhan perusahaan di Amerika Serikat dan Asia.
Co-Founder, Managing Partner di B Capital Eduardo Saverin mengatakan B Capital akan memfokuskan startup dengan fokus B2B E-commerce di Asia, khususnya Indonesia dengan gencar berinvestasi di sejumlah startup dengan memimpin berbagai putaran pendanaan ataupun turut berpartisipasi. Adapun B Capital juga sudah mempunyai profolio startup tersendiri di Indonesia sejak 2020
Pada Mei 2020, B Capital berinvestasi pada putaran pendanaan Seri B untuk Kopi Kenangan sebesar US$109 juta, dilanjuti dengan pendanaan Seri B sebesar US$53 juta ke startup fintech Payfazz pada Juli 2020.
B Capital juga emimpin putaran pendanaan Seri A US$20 juta ke startup B2B e-commerce Ula pada Oktober 2021. Modal ventura tersebut juga memebrikan putaran pendanaan awal senilai US$2,8 juta untuk fintech Finku pada Mei 2022, serta berpartisipasi pada pendanaan Seri C sebesar US$70 juta ke startup Super pada Juni 2022, dan berpartisipasi dalam putaran pra-Seri A startup konstruksi B2B Brik yang hampir mengumpulkan sekitar US$12 juta pada Desember 2022.
Eduarco menjelaskan alasan gencarnya investasi B Capital di beberapa startup yang memfokuskan pada pasar B2B dikarenakan pihaknya menilai pasar B2B di Indoensia diisi oleh a kelas menengah yang terus berkembang dan menyumbang lebih dari 40 persen konsumsi. B Capital juga melihat adanya di peningkatan adopsi digital dan penggunaan teknologi di seluruh rantai pasokan, di antaranya pergudangan, manajemen transaksi, dan pemasaran di Indonesia.
Lebih lanjut, Dia melihat para founders startup yang bergerak di bidang B2B di Indonesia memiliki tim yang kuat dengan pengetahuan industri yang mendalam.
"Juga, para pendiri dan tim pendiri yang kuat dengan pengetahuan industri yang mendalam serta penetrasi pasar sehingga mampu mengubah lanskap B2B/ritel yang ada," ujar Eduardo dalam keterangan resmi dikutip Senin (23/1/2023)
Hal ini pun sejalan dengan hasil dari Center of Economic and Law Studies (Celios). Celios memproyeksikan pertumbuhan nilai transaksi e-commerce B2B pada 2023 akan tumbuh hingga 25 persen dibandingkan realisasi pada 2022. Celios mencatat nilai transaksi e-commerce B2B pada 2022 mencapai US$17,07 miliar dan diperkirakan akan meningkat menjadi US$21,3 miliar pada 2023.