Ditemukan! Planet Alien yang Punya Hujan Pasir

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 19 November 2023 | 12:00 WIB
Urutan planet dalam tata surya
Urutan planet dalam tata surya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa ada sebuah planet ekstrasurya yang punya awan berpasir yang aneh di ketinggian atmosfernya.

Para ilmuwan bahkan menyebutnya awan yang bisa menjatuhkan hujan pasir.

Temuan itu berdasarkan hasil pengamatan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST).

Para astronom juga mencatat adanya awan di ketinggian yang terdiri dari partikel silikat halus – pada dasarnya, pasir berbutir sangat halus.

Sebuah tim astronom Eropa menggunakan observasi dari JWST untuk merinci komposisi atmosfer planet ekstrasurya "berbulu" di dekatnya, yang disebut WASP-107b.

Para peneliti menemukan uap air, sulfur dioksida, dan bahkan awan pasir silikat berada di atmosfer dinamis planet ekstrasurya. Studi baru ini mungkin juga berdampak pada pemahaman kita tentang kimia planet-planet jauh.

Para peneliti menduga awan pasir terbentuk dengan cara yang mirip dengan uap air dan awan di Bumi, hanya saja dengan tetesan pasir.

Ketika tetesan hujan pasir mengembun dan jatuh, mereka bertemu dengan lapisan yang sangat panas di dalam planet, di mana mereka menjadi uap silikat dan dipindahkan kembali ke tempat mereka mengembun kembali untuk membentuk awan sekali lagi.

Planet ekstrasurya WASP-107b adalah salah satu planet dengan kepadatan terendah yang diketahui para astronom, terkadang disamakan dengan komet. Planet ini kira-kira berukuran sama dengan Jupiter, tetapi massanya hanya 12%. WASP-107b berjarak sekitar 200 tahun cahaya dari Bumi, dan hanya membutuhkan waktu enam hari untuk mengorbit bintang asalnya, yang sedikit lebih dingin dan kurang masif dibandingkan matahari kita.

Kepadatan planet yang rendah, atau fluffiness, memungkinkan para astronom untuk melihat atmosfer planet 50 kali lebih dalam dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan pada planet yang lebih padat, seperti Jupiter.

Penemuan awal sulfur dioksida (bau yang dikeluarkan saat Anda menyalakan korek api) mengejutkan para astronom. Hal ini karena bintang induk WASP-107b memancarkan foton cahaya berenergi tinggi dalam jumlah yang relatif kecil karena ukuran planet yang lebih kecil dan lebih dingin. Namun, kepadatan planet yang rendah berarti foton-foton ini dapat menembus jauh ke dalam atmosfer WASP-107b, menyebabkan reaksi kimia yang menghasilkan sulfur dioksida.

“JWST merevolusi karakterisasi planet ekstrasurya, memberikan wawasan yang belum pernah ada sebelumnya dengan kecepatan luar biasa,” kata penulis utama Leen Decin dari Katholieke Universiteit Leuven di Belgia, dilansir dari Livescience.

Penemuan awan pasir, air, dan sulfur dioksida di planet ekstrasurya yang berbulu halus ini merupakan tonggak penting.

Hal ini membentuk kembali pemahaman kita tentang pembentukan dan evolusi planet, memberikan cahaya baru pada tata surya kita.

Pengamatan dilakukan menggunakan Instrumen Inframerah Tengah (MIRI) JWST, sebuah spektograf yang dapat menyelidiki atmosfer planet dalam panjang gelombang inframerah tengah atau pencari panas. Makalah tersebut diterbitkan di jurnal Nature pada Rabu (15 November).

Teleskop James Watt menghabiskan banyak waktunya untuk mengamati jangkauan terjauh dari alam semesta awal ketika galaksi baru saja mulai terbentuk, ia juga menghabiskan banyak waktunya untuk fokus pada objek-objek yang jauh lebih dekat dengan rumah – seperti seperti atmosfer planet ekstrasurya di lingkungan galaksi kita.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper