Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang berdiskusi untuk akuisisi saham intel, menunjukkan upaya mencampuri urusan raksasa semikonduktor tersebut.
Kesepakatan tersebut dirancang untuk membantu perusahaan memperluas upaya manufakturnya di AS, termasuk pabrik chip di Ohio yang telah lama tertunda.
Dilansir TechCrunch (15/8/25), kabar tersebut muncul kurang dari satu pekan setelah Presiden Donald Trump mendesak CEO Intel, Lip-Bu Tan untuk mengundurkan diri karena dugaan konflik kepentingan.
Walaupun tidak disebutkan apa alasan Trump melakukan desakan tersebut, tetapi hal tersebut diyakini merupakan imbas setelah Senator AS dari partai Republik, Tom Cotton, menulis surat kepada dewan direksi Intel untuk menanyakan dugaan hubungan Tan dengan China.
CEO Intel tersebut kemudian menemui pemerintahan Trump pada Senin (11/8/25), dalam rangka meredakan kekhawatiran pemerintah dan mencari cara agar perusahaan dapat bekerja sama dengan pemerintahan.
Juru bicara Intel mengatakan, perusahaannya berkomitmen mendukung penuh upaya Presiden Trump dalam memperkuat kepemimpinan teknologi dan manufaktur AS.
“Kami berharap dapat melanjutkan kerjasama dengan pemerintahan untuk memajukan prioritas bersama ini, tetapi kami tidak akan menanggapi rumor atau spekulasi apapun,” jelas juru bicara tersebut, dikutip dari TechCrunch.
Hasilnya, dengan pernyataan Intel yang menolak berkomentar terkait rumor apapun, pertemuan tersebut menjadi pemicu diskusi tentang kemungkinan pemerintah AS mengambil alih kepemilikan langsung perusahaan Intel.
Kesepakatan akuisisi itu diperkirakan akan memperkuat Intel, yang kini tertinggal dari para pesaing setelah kehilangan gelombang teknologi penting. Kabarnya, setelah pembicaraan tersebut, saham Intel naik lebih dari 7% pada Kamis (14/8/2025).
Hingga kini, belum jelas kapan atau apakah kesepakatan tersebut akan ditandatangani, tetapi, jika terwujud, itu dapat menjadi model bagi investasi lain Pemerintahan Trump, yang juga mempertimbangkan peluang mengambil saham serupa di berbagai perusahaan AS di industri-industri penting.
Kesepakatan antara Gedung Putih dengan Intel bukanlah hal tidak biasa pertama yang dilakukan pemerintahan AS dengan perusahaan swasta. Pada Juli, perusahaan material tanah jarang Amerika, MP Materials mengumumkan paket investasi bernilai miliaran dolar, serta komitmen pembelian jangka panjang dari Departemen Pertahanan AS.
Selain itu, pembuat Chip AS, AMD dan Nvidia, juga pada pekan ini setuju untuk membayar pemerintah AS sebesar 15% dari pendapatan penjualan chip ke China sebagai imbalan atas lisensi ekspor. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)