Samsung Tiru Teknologi Apple AI untuk Galaxy AI, Perang Fitur Memanas

Arlina Laras
Minggu, 3 November 2024 | 11:13 WIB
Samsung Electronics/samsung.com
Samsung Electronics/samsung.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Samsung mengadopsi fitur Apple AI untuk Galaxy AI akan menghadirkan fitur yang dapat merangkum konten, mulai dari halaman web, catatan hingga rekaman suara.

Fitur ringkasan notifikasi ini juga terdapat dalam versi pertama Apple Intelligence. iOS dapat menampilkan versi ringkas dari email, pesan teks, dan lainnya di notifikasi ketika kontennya terlalu panjang. 

Fitur ini menjadi salah satu fungsi Apple Intelligence yang paling berguna.

Menurut akun X/Twitter @chunvn8888, Samsung sedang menguji fitur serupa untuk One UI. Informan tersebut tidak menyebutkan apakah Samsung mengujinya di Galaxy S25 atau perangkat yang sudah ada seperti Galaxy S24, namun kemungkinan besar pengujian tersebut adalah yang pertama dan fitur ringkasan notifikasi akan menjadi bagian dari One UI 7.0.

Meski belum jelas seberapa mirip fitur ringkasan notifikasi Galaxy AI ini dengan milik Apple, satu hal yang pasti adalah Samsung akan menyediakan fitur ini untuk semua smartphone dan tablet yang memenuhi mendukung Galaxy AI, tidak hanya untuk flagship tahun ini atau tahun lalu seperti yang dilakukan Apple.

Diharapkan fitur ringkasan notifikasi Galaxy AI ini bisa segera diuji beberapa minggu ke depan, saat Samsung meluncurkan program beta One UI 7.0. 

“Kami akan memberi tahu lebih lanjut setelah ada informasi terbaru, jadi tetap ikuti perkembangan selanjutnya,” tulis laporan yang dikutip dari Sammobile, Minggu (3/11/2024).

Sebagaimana diketahui, pasar smartphone global perlahan mulai pulih, mencapai performa terbaiknya pada kuartal ketiga sejak pandemi. 

Menurut Canalys, perusahaan-perusahaan mengirimkan hampir 310 juta unit, hasil terbaik sejak Juli-September 2021.

Samsung tetap menjadi produsen (OEM) terlaris untuk kuartal ketiga, tetapi keunggulannya makin menyusut. Dalam laporan Canalys disebutkan bahwa Apple berada di posisi kedua, hanya tertinggal satu poin persentase di belakang Samsung. 

Sementara itu, Xiaomi, yang berada di posisi ketiga, hanya tertinggal 4 poin persentase dari Samsung yang menduduki posisi puncak.

Lebih lanjut, Samsung sendiri mengalami penurunan pangsa pasar sebesar 2 poin, meskipun berhasil merampingkan lini produk entry-level-nya. Apple mendekati posisi pertama, didorong oleh peluncuran seri iPhone 16.

Canalys mencatat bahwa Apple berhasil mengirimkan model lama seperti iPhone 13 dan iPhone 15 ke pasar India, yang turut meningkatkan pangsa pasar. Diperkirakan Apple akan mengambil posisi pertama pada kuartal IV/2024, tetapi dengan margin yang lebih kecil dari biasanya akibat keterlambatan fitur Apple Intelligence.

Perusahaan-perusahaan China seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo mengambil pendekatan berbeda untuk meningkatkan jumlah smartphone yang mereka distribusikan ke pasar. Xiaomi mengandalkan kehadiran pasar terbuka dan toko-toko mereknya, sementara Oppo mengubah merek seri A3 dan meraih kesuksesan di Asia Tenggara pada segmen harga US$100-US$200.

Lini produk vivo V40 mungkin terlihat sedikit membingungkan pada awalnya karena ada lima model kelas menengah dengan nama dan tampilan yang mirip. Meskipun begitu, variasi model ini berhasil membantu vivo memperluas kehadirannya di berbagai pasar.

Wilayah seperti Asia Pasifik dan Amerika Latin mengalami peningkatan pengiriman terbesar. Mereka mengungguli pasar secara keseluruhan, didorong oleh persaingan harga yang lebih ketat dan insentif dari kanal distribusi di segmen entry-level.

Lagi-lagi, Canalys memperingatkan bahwa ponsel yang terjangkau mungkin penting untuk volume dan pangsa pasar, namun tekanan inflasi membatasi profitabilitas perusahaan.

“Ekspektasi untuk tahun 2025 tetap optimis namun hati-hati. Pasar-pasar maju seperti AS, China, dan Eropa Barat diperkirakan akan mengalami pertumbuhan di segmen premium berkat perangkat berbasis AI,” tulisnya dalam laporan yang dikutip dari GSM Arena.

Perusahaan seperti Vivo dan Honor memperluas portofolio kelas menengah mereka melalui strategi kanal yang inovatif, termasuk toko pop-up dan kemitraan dengan operator untuk mendapatkan peningkatan dari segmen harga US$100-US$200.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Arlina Laras
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper