Ekonomi Digital RI 2024 Capai Rp1.420 Triliun, Tumbuh 3 Kali Lipat

Lukman Nur Hakim
Rabu, 13 November 2024 | 13:34 WIB
Nasabah menggunakan transaksi QRIS menggunakan JakOne Pay/Dok. Bank DKI
Nasabah menggunakan transaksi QRIS menggunakan JakOne Pay/Dok. Bank DKI
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi digital Indonesia pada 2024 diperkirakan mencapai US$90 miliar (Rp1.420 triliun) atau  tumbuh tiga kali lipat dibandingkan dengan 2018, saat laporan Google, Temasek, dan Bain & Company pertama kali dirilis. 

Adapun, pertumbuhan tersebut tercantum dalam laporan e-Conomy SEA 2024 terbaru yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.

“Saat itu ekonomi digital Indonesia masih sebesar US$27 miliar. Artinya dalam enam tahun, perekonomian digital Indonesia tumbuh lebih dari tiga kali lipat,” kata Country Director Google Indonesia Veronica Utami, Rabu (13/11/2024).

Veronica menuturkan terdapat tiga faktor yang menjadi penyebab naiknya ekonomi digital Indonesia pada 2024. Faktor pertama adalah akses internet yang semakin menjangkau dan merata di Indonesia.

Faktor kedua adalah masalah keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia Indonesia untuk bisa berkompetisi menggunakan internet dengan baik.

“Yang ketiga adalah kepercayaan atau digital trust, isu pendanaan dan juga monetisasi,” ucap Veronica.

Meski telah mengalami kenaikan, Veronica menuturkan pihaknya masih optimis pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tidak berhenti di sini. 

Sebab, terdapat dua faktor menjadi alasan ekonomi digital Indonesia akan terus bertumbuh kedepannya. Faktor pertama adalah, adanya pondasi ekonomis Indonesia yang saat ini sudah semakin kuat. 

“Dan yang kedua adalah adanya potensi penuh AI untuk bisa memungkinkan pertumbuhan yang lebih inklusif lagi di masa depan,” ujar Veronica.

Adapun, dalam laporan e-Conomy SEA 2024 terdapat pertumbuhan nilai transaksi kotor (GMV) ekonomi digital Indonesia sedari 2018.

Pada 2018 tercatat ekonomi digital Indonesia berada pada angkat US$27 miliar. Tahun 2019 nilai tersebut naik menjadi US$40 miliar, 2020 naik kembali menjadi US$44 miliar.

Kenaikan tersebut kemudian juga terjadi di 2021 dengan nilai US$63 miliar, 2022 naik kembali menjadi US$76 miliar, dan tahun 2023 kembali naik menjadi US$80 miliar.

Kemudian, pada tahun ini atau 2024 kenaikan kembali terjadi menjadi US$90 miliar atau naik sekitar 13% dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau 2023.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper