Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengingatkan kepada masyarakat agar terus menjaga data pribadi dan berpikir kritis saat berada di dunia digital.
Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi Mediodecci Lustarini menyatakan generasi muda memiliki peluang besar untuk menjadi motor penggerak perubahan di tengah revolusi teknologi.
"Era digital adalah peluang emas, namun juga membutuhkan tanggung jawab besar dari generasi muda sebagai penggunanya," ungkapnya dalam acara Saatnya GENsi BERAKSI yang digelar Indosat Ooredoo Hutchison di Universitas Pendidikan Muhammadiyah, Sorong, Selasa (3/12/2024).
Menurut Mediodecci, transformasi digital telah membuka akses tanpa batas bagi generasi muda untuk belajar, bekerja, dan berkarya. Namun, ia mengingatkan bahwa dunia digital juga menghadirkan tantangan berupa penyebaran hoaks, cyberbullying, hingga kejahatan siber. Oleh karena itu, ia menghimbau generasi muda untuk memperkuat literasi digital agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak dan aman.
"Literasi digital bukan hanya soal cara menggunakan teknologi, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis, memahami dampak teknologi, dan bertindak secara etis," tegasnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi Mediodecci Lustarini mengatakan keamanan digital (digital safety) menjadi salah satu kunci agar ruang digital menjadi sehat dan produktif.
“Harus pintar-pintar dalam menjaga diri dari konten-konten negatif. Harus menjaga data pribadi, ya, jangan disebar di dunia digital,” kata Mediodecci .
Pasalnya, Mediodecci menjelaskan bahwa kejahatan di ruang digital begitu beragam, sehingga masyarakat diingatkan untuk terus menjaga data pribadi dan mampu membedakan situasi yang tidak diinginkan.
“Jadi hati-hati karena begitu banyak kejahatan yang terjadi di dunia digital, sehingga kecerdasan diri kita sendiri bagaimana kita berpikir kritis, memahami dan bisa membedakan situasi yang negatif dan positif,” ujarnya.
Selain itu, Mediodecci menyampaikan masyarakat juga harus memiliki keterampilan dalam bermedia sosial. Terlebih, ruang digital sangatlah luas dan siapa saja bisa menjangkau negara lain hanya dengan berselancar di media sosial.
“Sehingga membutuhkan keterampilan untuk memilah bagaimana informasi yang kita dapati memang bermanfaat. Yang diasah adalah kritik kemampuan untuk berpikir kritis,” jelasnya.
Berikutnya adalah etika. Menurut Mediodecci, etika juga berlaku di dunia maya agar ruang digital tetap sehat, terutama saat menuliskan sesuatu di media sosial seperti komentar.
“Jadi hati-hati dengan jempolnya, jangan lakukan cyberbully. Kalau kita semua menjaga diri kita Insya Allah dunia maya kita, ruang digital kita itu akan sehat,” imbuhnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, data dari Microsoft Entra menunjukkan terdapat lebih dari 600 juta serangan terhadap identitas setiap harinya, dengan 99% di antaranya menyerang password pengguna.
Digital Defense Report 2024 mengungkap terdapat tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara selama 2024, mulai dari ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
Menurut TrendMicro, serangan phishing meningkat sebanyak 58% pada 2023, dengan dampak keuangan diperkirakan mencapai US$3,5 miliar pada 2024.