Apple Ogah Bikin Mesin Pencarian Seperti Google, Tim Cook Dirugikan?

Afiffah Rahmah Nurdifa
Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:17 WIB
Logo Apple Inc. di Fifth Avenue di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Jeenah Moon
Logo Apple Inc. di Fifth Avenue di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Jeenah Moon
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Apple Inc menolak mengembangkan search engine atau mesin pencari pengganti Google usai Alphabet, induk Google, diputuskan bersalah. Apple berusaha meminimalisir kerugian. 

Dikutip dari Reuters, Sabtu (28/12/2024) Apple selama ini menjadikan Google sebagai mesin pencari bawaan pada perangkatnya. Lewat mesin pencari tersebut, perusahaan yang dipimpin oleh Tim Cook itu dapat menghasilkan US$20 miliar atau sekitar 36% dari penghasilannya lewat iklan pencarian di browser Safari. 

Sementara itu dalam perkembangannya Alphabet mendapat sanksi karena kasus monopoli.  

Kasus monopoli Google itu dapat merugikan Apple, pasalnya Departemen Kehakiman AS (DOJ) akan melarang Google untuk membayar kepada produsen smartphone yang menjadikannya sebagai search engine default. 

"Apple tidak berencana untuk membangun mesin pencarinya sendiri untuk bersaing dengan Alphabet (GOOGL.O), Google, terlepas dari apakah pembayaran tersebut berlanjut atau tidak," kata pengacara perusahaan tersebut dalam dokumen pengadilan, yang diajukan di Washington, dikutip Sabtu (28/12/2024). 

Laporan dari UK PCMag menyebut bahwa SVP Layanan Apple Eddy Cue mengatakan Apple (AAPL.O), telah meminta untuk berpartisipasi dalam persidangan antimonopoli Google yang akan datang di AS. 

Hal ini merupakan bagian intervensi Apple terhadap dugaan monopoli dari DOJ. Menurut Cue, penghapusan pembayaran tersebut akan menguntungkan Google dan merugikan Apple. 

"Jika pengadilan ini melarang Google membagi pendapatan untuk distribusi pencarian, Apple akan memiliki dua pilihan yang tidak dapat diterima," kata Cue. 

Sebab, pengguna di Amerika Serikat tetap dapat memilih Google sebagai mesin pencari untuk Safari, tetapi Apple tidak dapat menerima bagian apa pun dari pendapatan yang dihasilkan, sehingga Google akan memperoleh akses berharga ke pengguna Apple tanpa biaya. 

"Namun karena pelanggan lebih memilih Google, menghapusnya sebagai opsi akan merugikan Apple dan pelanggannya," imbuhnya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa DOJ telah membuat asumsi keliru mengenai Apple yang akan memasuki pasar pencarian itu sendiri, jika tidak ada kesepakatan pencarian seluler dengan Google.

Cue menguraikan tiga alasan mengapa hal itu tidak mungkin bagi Apple. Pertama, biayanya mahal. Kedua, perkembangan pesat dalam AI dan integrasinya dengan pencarian menjadikannya prospek yang berisiko secara ekonomi. Ketiga, Apple kekurangan jumlah profesional khusus yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis iklan pencarian dengan sukses.

Sebagai informasi, Google akan menghadapi sidang tentang penyelesaian atas kasus monopoli tersebut yang dijadwalkan pada bulan April 2025. Menurut Reuters, Apple telah meminta izin untuk menghadirkan saksi-saksinya sendiri pada sidang bulan April tersebut karena Google sedang kewalahan.

"Google tidak dapat lagi mewakili kepentingan Apple secara memadai: Google sekarang harus mempertahankan diri dari upaya besar-besaran untuk memecah unit bisnisnya," kata pihak Apple. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper