Driver Gojek-Grab Curhat Biaya Aplikasi Tembus 30%, Penumpang Sepi

Lukman Nur Hakim
Senin, 6 Januari 2025 | 16:28 WIB
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu pesanan di Jakarta,
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu pesanan di Jakarta,
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Biaya aplikasi yang dibebankan oleh aplikator kepada mitra ojek online menjadi beban yang tak terhindarkan dan makin berat. Pengemudi mengaku sekitar 30% pendapatan lari untuk aplikator seperti Gojek. Adapun Grab masih menerapkan 20% biaya aplikasi.

Diketahui, dalam Keputusan Menteri Perhubungan KP No.100/2022 disebutkan bahwa para aplikator mematok biaya aplikasi maksimal sebesar 20% dari setiap pemesanan yang dijalankan oleh mitranya.

Namun, dalam kenyataannya potongan tersebut malah lebih dari batas maksimal dan terkadang bisa sampai 30% untuk potongan biaya aplikasi.

Salah seorang mitra Gojek bernama Rezki mengatakan bahwa biaya aplikasi sangat mencekik pendapatannya akhir-akhir ini.

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, biaya aplikasi yang saat ini diterapkan, kata Rezki sangat tidak menentu dan terkadang lebih dari 20%.

“Misalkan dari harga sekarang harga Rp16.000 potongannya sudah Rp6.000, kita cuman dapet Rp10.000-an. Kebanyakan potongannya gede ketimbang pendapatan ojolnya,” kata Rezki kepada Bisnis, Senin (6/1/2025).

Rezki menambahkan, tidak menentunya potongan biaya aplikasi mulai terjadi setelah adanya program “Aceng” atau Argo Goceng. Sebab, promo tersebut membuat biaya aplikasi yang diterapkan oleh Gojek tidak stabil dan tidak menentu bagi mitranya.

Pendapatan dan potongan biaya aplikasi yang dibayarkan salah satu driver Gojek
Pendapatan dan potongan biaya aplikasi yang dibayarkan salah satu driver Gojek

Tidak hanya soal pendapatan, Rezki menyebut adanya biaya aplikasi juga membuat penumpang makin hari makin menurun. Sebelum adanya potongan yang besar ini, driver bisa membawa penumpang lebih dari 15 orang per harinya.

Adapun saat ini Rezki hanya mampu mendapatkan 10 penumpang dalam satu hari karena orderan yang masuk makin sepi.

Pria asal Kemayoran ini mengharapkan pada tahun ini aplikator dapat memotong kembali beban biaya aplikasi seperti beberapa tahun lalu.

“Mudah-mudahan sih potongan dari tarif aplikator itu menurun ya kan. Naikan lah tarif ojol ya kan supaya mensejahterakan semua ojol yang ada di Indonesia,” ujar Pria berusia 29 tahun ini.

Tidak hanya Rezki, mitra driver onlinenya, Rudi, juga merasakan dampak yang signifikan dari beban aplikasi yang tidak stabil.

Jika dibandingkan dengan 2018, potongan dari beban aplikasi pada 2024 ini sangat memberatkan. Sebab, biaya aplikasi yang diterapkan terkadang bisa melebihi batas maksimum atau 20%.

“Nah awal-awal itu masih murah, masih potongan masih stabil 20% lah ya. Kesininya 2022 ke atas lah Itu udah mulai kacau itu, udah 20% lebih lah potongan, sampi 25% dan 30% gitu,” ucap Rudi.

Lebih lanjut, pria asal Jawa Tengah ini juga menuturkan bukan hanya driver yang terkena biaya aplikasi, tetapi beban tersebut juga dirasakan oleh para pelanggan, yang kemudian berdampak pada jumlah penumpang yang makin dikit dalam satu hari kerja.

Driver ojek online
Driver ojek online

Dirinya bercerita bahwa sebelum adanya biaya aplikasi yang makin tinggi ini, jumlah orderan yang masuk setiap harinya bisa mencapai 30 order. Permintaan akan makin tinggi di beberapa lokasi padat seperti sekolah dan stasiun commuterline.

Namun, dengan situasi saat ini, dirinya hanya bisa menarik penumpang paling banyak 15 orderan di setiap harinya atau turun 50% dibandingkan dengan sebelum biaya aplikasi naik.

“Wah itu (penumpang) sudah pasti drastis. Semakin kesini itu semakin menurun penumpang. Karena apa? pertama saingan semakin banyak dan mereka itu potongan masih 10%, 15%. Tapi kalau Gojek ini lebih dari 20% potongan, jadinya mahal,” tuturnya.

Maka dari itu, Rudi meminta agar aplikator dan pemerintah bisa menurunkan kembali biaya aplikasi seperti dulu yang hanya sebesar 10% dan melanjutkan program bonus yang sempat hilang setelah Covid-19.

“Makanya kalau bisa sih biar minimal disamain kayak dulu lah dibalikin (biaya aplikasi) lagi. Biar customer juga nggak keberatan gitu loh,” ucapnya.

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper