2024 Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah

Mia Chitra Dinisari
Sabtu, 11 Januari 2025 | 13:46 WIB
Ilustrasi gelombang panas atau heatwave. Dok BMKG
Ilustrasi gelombang panas atau heatwave. Dok BMKG
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti menyatakan tahun 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.

Dilansir dari Livescience, untuk pertama kalinya, pemanasan global melampaui 1,5 derajat Celcius (2,7 derajat Fahrenheit) di atas tingkat pra-industri pada tahun 2024, menurut data baru. Hal ini menjadikan tahun 2024 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat.

Suhu rata-rata bumi pada tahun 2024 adalah sekitar 2,9 F (1,6 C) di atas suhu pra-industri karena emisi gas rumah kaca mencapai titik tertinggi sepanjang masa, menurut Copernicus Climate Service dari Komisi Eropa.

Dan dampak kerusakan iklim tersebut terlihat jelas dalam bentuk gelombang panas, badai, kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang terjadi di seluruh dunia.

“Kita kini berada di ambang melampaui tingkat 1,5ºC yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris dan rata-rata dalam dua tahun terakhir sudah berada di atas tingkat ini,” ujar Samantha Burgess, pemimpin strategis iklim di Pusat Cuaca Jangka Menengah Eropa Prakiraan (ECMWF), kata dalam sebuah pernyataan.

“Suhu global yang tinggi ini, ditambah dengan rekor tingkat uap air di atmosfer global pada tahun 2024, menyebabkan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya dan curah hujan lebat, menyebabkan kesengsaraan bagi jutaan orang.”

Pemanasan global sebesar 2 C (3,6 F) dianggap sebagai ambang batas yang penting, karena pemanasan lebih dari itu akan sangat meningkatkan kemungkinan terjadinya kerusakan iklim yang merusak dan tidak dapat diubah lagi. Hal ini mencakup runtuhnya sebagian besar lapisan es Greenland dan Antartika Barat, gelombang panas ekstrem, kekeringan parah, kekurangan air, dan cuaca ekstrem di sebagian besar dunia.

Sekitar 200 negara berjanji untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 C atau lebih rendah dalam Perjanjian Paris tahun 2015. Karena target ini mengacu pada rata-rata yang dicapai selama lebih dari dua dekade, berita hari ini tidak berarti bahwa perjanjian tersebut tidak berlaku, namun hal ini membuat pencapaian target menjadi sangat tidak pasti.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper