Kesiapan Perusahaan RI Adopsi AI Turun, Cisco Ungkap Penyebabnya

Lukman Nur Hakim
Kamis, 16 Januari 2025 | 11:44 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan di korporasi/ilustrasi
Ilustrasi kecerdasan buatan di korporasi/ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Laporan Cisco, perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat, menemukan hanya 19% perusahaan di Indonesia yang benar-benar siap untuk menerapkan dan memanfaatkan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau AI. Angka ini turun dibanding tahun lalu yang berada di level 20%.

Adapun, temuan ini berdasarkan laporan yang dilakukan oleh Cisco dalam Cisco 2024 AI Readiness Index. 

Laporan ini disusun berdasarkan survei objektif (double-blind) yang dilakukan terhadap 3.660 pemimpin senior bisnis dari perusahaan-perusahaan dengan 500 atau lebih karyawan di 14 pasar di APJC (Asia Pasifik, Jepang dan China). 

Dalam laporan tersebut, Cisco menilai penurunan ini menegaskan adanya sejumlah tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengadopsi, menerapkan dan sepenuhnya memanfaatkan AI. 

Mengingat perkembangan pasar dan potensi dampak AI yang signifikan terhadap operasional bisnis, kesenjangan dalam kesiapan ini sangat penting. 

Berdasarkan laporan Cisco, ditemukan bahwa faktor penurunan terbesar berada pada sisi kesiapan infrastruktur dan kesenjangan di beberapa area lain yakni komputasi, performa jaringan pusat data, dan keamanan siber. 

Cisco menemukan hanya 34% perusahaan yang memiliki GPU untuk memenuhi kebutuhan AI saat ini dan di masa yang akan datang.

Kemudian hanya 49% perusahaan yang memiliki kemampuan untuk melindungi data dalam model AI dengan enkripsi yang menyeluruh, audit keamanan, pengawasan berkelanjutan, dan respon yang cepat terhadap ancaman. 

Cisco juga menemukan dalam satu tahun terakhir, AI telah menjadi prioritas dalam alokasi anggaran di banyak perusahaan Indonesia. Tercatat 52% perusahaan mengalokasikan 10-30% dari anggaran IT mereka untuk proyek AI. 

Investasi AI telah difokuskan pada tiga area strategis yakni keamanan siber, infrastruktur IT, dan analisis dan manajemen data. Tiga sektor investasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sistem, proses, operasional dan profitabilitas, serta kemampuan untuk berinovasi dan tetap kompetitif.

“Meskipun investasi meningkat, rata-rata lebih dari seperempat responden mengatakan mereka tidak melihat adanya hasil, atau hasilnya tidak sesuai dengan harapan mereka, dalam menambah, membantu atau mengotomatisasi proses atau operasional saat ini,” tulis laporan tersebut.

Cisco juga melaporkan adanya fenomena di Indonesia dimana terdapat tekanan dari pimpinan perusahaan untuk menerapkan teknologi AI.

Terdapat 70% perusahaan melaporkan bahwa CEO dan tim pemimpin mendorong penerapan AI, diikuti oleh jajaran direktur dan manajemen menengah.

Seiring waktu, perusahaan-perusahaan di Indonesia mempercepat upaya dan menambah investasi untuk mengatasi hambatan dan menjalankan transformasi yang memanfaatkan AI. 

Secara khusus, lebih dari sepertiga perusahaan berencana untuk mengalokasikan lebih dari 40% anggaran IT mereka untuk investasi AI dalam 4 hingga 5 tahun mendatang. 

“Ini merupakan peningkatan drastis dari hanya 3% perusahaan yang mengalokasikan porsi yang sama dari anggaran IT untuk AI baru-baru ini,” tulis laporan tersebut.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper