Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto saat mengunjungi India pada 23-26 Januari lalu adalah dikabarkan tertarik memboyong rudal supersonik BrahMos seharga Rp7,3 triliun. Nilai tersebut setara dengan anggaran subsidi motor listrik selama setahun.
Kesepakatan tersebut menjadi kesepakatan ekspor pertahanan terbesar antara India dan Indonesia. Tidak hanya itu, Indonesia juga dikabarkan tertarik bekerja sama dalam pembangunan kapal induk bersama India.
Dilansir dari laman resmi, BrahMos merupakan rudal dengan 2 tingkat. Tingkat pertama sebagai pendorong dan tingkat selanjutnya sebagai mesin dengan kekuatan supersonic.
Rudal jelajah ini memiliki jangkauan 300–500 kilometer. BrahMos digunakan oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara India untuk berbagai kebutuhan.
BrahMos memiliki kecepatan 2,8–3,0 Mach dengan 200–300 kilogram hulu ledak semi-penembus lapis baja berdaya ledak tinggi, atau 250 kilogram hulu ledak submunisi
Rudal ini memiliki fleksibilitas yang tinggi karena dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat terbang, dan peluncur bergerak berbasis darat dengan berbagai lintasan penerbangan
BrahMos dilengkapi dengan tanda radar rendah dan perangkat lunak tertanam yang canggih yang dapat membantu alat perang ini menyasar targetnya dengan akurat dan cepat.
Congratulations to @westerncomd_IA of @adgpi for the spectacular #SalvoLaunch of #BRAHMOS Supersonic Cruise #Missile, showcasing weapon's unparalleled firepower, infused with indigenous technologies to precisely hit targets deep into enemy territory. This significant milestone… https://t.co/tomawIrLFf
— BRAHMOS Missile (@BrahMosMissile) January 16, 2025
Sulit dilacak
BrahMos memiliki kemampuan manuver yang tinggi, termasuk kemampuan untuk terbang rendah dan menghindari deteksi radar. Kemampuan ini membuatnya sulit untuk dilacak dan dicegat oleh sistem pertahanan udara musuh.
Selain itu, BrahMos tidak terbang dalam garis lurus yang mudah diprediksi. Rudal ini juga memanfaatkan lekukan bumi untuk bersembunyi dari pantauan radar. BrahMos juga menggunakan material komposit khusus yang memiliki kemampuan menyerap gelombang radar. Material ini mengurangi refleksi radar dari rudal, sehingga membuatnya lebih sulit dideteksi oleh sistem radar musuh.
Dibandingkan dengan rudal balistik, BrahMos memiliki ukuran yang relatif lebih kecil. Ukuran yang lebih kecil ini membuatnya lebih sulit dideteksi dan dilacak oleh radar musuh.