Investasi ke Startup AI Melonjak 62% pada 2024, Databricks Kalahkan OpenAI

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 12 Februari 2025 | 06:17 WIB
Ilustrasi startup. Dok Freepik
Ilustrasi startup. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Investasi ke startup pengembang kecerdasan buatan (AI) melonjak 62% pada 2024 dibandingkan dengan 2023. Databricks meraih pendanaan terbesar, sementara itu OpenAI nihil pendanaan tahun lalu. 

Merujuk pada data firma analitik Dealroom, perusahaan rintisan AI mengumpulkan US$110 miliar tahun lalu, 62% lebih banyak dari tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, startup di seluruh spektrum teknologi mengumpulkan US$227 miliar atau turun 12% dari tahun 2023.

Pendiri Dealroom Yoram Wijngaarde mengatakan saat AI berkembang pada akhir 1990-an dan awal tahun 2000-an investor belum menaruh perhatian. Para pemilik modal kemudian baru tertarik untuk berinvestasi ketika saat ini AI menyentuh banyak ekosistem. 

"Ini adalah gelombang terbesar yang pernah ada berdasarkan jumlah absolut yang diinvestasikan. Tidak pernah ada yang seperti ini,” kata Yoram, Rabu (12/2/2025). 

Mengutip Techcrunch, beberapa putaran pendanaan AI terbesar pada 2024 mengalir ke berbagai area yang menarik. Antropik (model bahasa besar, AI generatif), Waymo (mengemudi sendiri), Anduril (pertahanan), xAI (aplikasi), Databricks (memproses dan mengelola data, khususnya data AI), dan Vantage (pusat data dan infrastruktur) termasuk dalam 10 penggalangan dana terbesar tahun 2024.

Meskipun OpenAI terasa seperti contoh terbaik untuk AI saat ini, perusahaan tersebut tidak mengumpulkan dana paling banyak tahun lalu. Tempat itu diambil oleh Databricks, yang mengumpulkan US$10 miliar, dibandingkan dengan OpenAI yang mengumpulkan $6,6 miliar.

Investasi ke startup AI
Investasi ke startup AI

Startup AI Bricks fokus dalam pengembangan perangkat lunak yang menggunakan AI untuk membantu pengembang membuat aplikasi dengan lebih cepat dan mudah. Platform ini menyediakan berbagai macam alat dan fitur yang didukung oleh AI, seperti pembuatan kode otomatis, penyelesaian kode, dan debugging cerdas.

Databricks memperkenalkan konsep "Lakehouse", yaitu arsitektur data yang menggabungkan keunggulan data lake dan data warehouse. Lakehouse memungkinkan perusahaan menyimpan data dalam format mentah (seperti data lake) namun tetap memiliki kemampuan pengelolaan dan analisis data yang terstruktur (seperti data warehouse).

Databricks  juga terlibat dalam pengembangan Apache Spark, yaitu engine komputasi terdistribusi yang populer untuk pemrosesan data besar. Databricsk memiliki beberapa klien terkemuka di sektor teknologi, keuangan, kesehatan, dan manufaktur. Beberapa contohnya adalah Netflix, Starbucks, dan HSBC

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper