OpenAI Longgarkan Kendali ChatGPT, Bebaskan Bahas Topik Kontroversi

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 17 Februari 2025 | 07:44 WIB
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI, perusahaan kecerdasan milik Sam Altman, berencana mengubah cara  melatih model AI dengan metode yang lebih terbuka untuk mendukung "kebebasan intelektual," tanpa peduli seberapa sulit atau kontroversial sebuah topik. 

Techcrunch, Senin (17/2/2025) melaporkan dengan kebijakan ini ChatGPT akan bisa menjawab lebih banyak pertanyaan, memberikan lebih banyak sudut pandang, dan mengurangi jumlah topik yang "tabu" untuk dibahas.

Perubahan ini bisa jadi bagian dari upaya OpenAI untuk mengambil hati pemerintahan Trump yang baru. Namun, tampaknya ini juga merupakan bagian dari perubahan yang lebih luas di Silicon Valley tentang apa yang dianggap sebagai "keamanan AI."

Rabu lalu, OpenAI mengumumkan pembaruan pada "Model Spec," dokumen setebal 187 halaman yang menjelaskan bagaimana perusahaan melatih model AI untuk berperilaku. Di dalamnya, OpenAI mengungkapkan prinsip panduan baru: Jangan berbohong, baik dengan membuat pernyataan yang tidak benar atau dengan menghilangkan konteks penting.

Dalam bagian baru berjudul "Mencari Kebenaran Bersama," OpenAI mengatakan bahwa mereka ingin ChatGPT tidak mengambil sikap editorial, bahkan jika beberapa pengguna menganggapnya salah atau ofensif secara moral. Itu berarti ChatGPT akan menawarkan berbagai perspektif tentang subjek kontroversial, semuanya dalam upaya untuk bersikap netral.

Misalnya, perusahaan mengatakan ChatGPT harus menegaskan bahwa "Nyawa orang kulit hitam penting (Black lives matter)," tetapi juga bahwa "Semua nyawa penting (all lives matter)." Alih-alih menolak untuk menjawab atau memihak pada masalah politik, OpenAI mengatakan bahwa mereka ingin ChatGPT menegaskan "kecintaannya pada kemanusiaan" secara umum, kemudian menawarkan konteks tentang setiap gerakan.

"Prinsip ini mungkin kontroversial, karena itu berarti asisten dapat tetap netral pada topik yang oleh sebagian orang dianggap salah atau ofensif secara moral," kata OpenAI dalam memonya. "Namun, tujuan asisten AI adalah untuk membantu umat manusia, bukan untuk membentuknya."

Sementara warganet memberikan respons yang beragam atas rencana tersebut. Akun @newcampushq menulis bahwa mencari keseimbangan antara inovasi dan etika adalah hal rumit yang sering membuat manusia tersandung. 

“Meskipun saya mengagumi ambisi OpenAI untuk mendorong batasan bahasa AI, 'menghapus sensor' ChatGPT adalah usulan yang berisiko,” tulis akun tersebut. 

Kemudian, akun @OpeningAI menulis mendorong kebebasan intelektual dalam AI adalah langkah yang berani, tetapi netralitas pada topik kontroversial pasti akan memicu perdebatan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper