OpenAI Tutup Akun Pengguna di China, Diduga Pakai AI untuk Manipulasi Opini

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 23 Februari 2025 | 08:40 WIB
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI, laboratorium penelitian kecerdasan buatan, telah menutup akun pengguna dari China dan Korea Utara yang diduga memanfaatkan teknologi perusahaan untuk tujuan jahat, termasuk operasi surveilans dan manipulasi opini. 

Dalam laporannya, Minggu (23/2/2025),  OpenAI menyebut aktivitas tersebut sebagai cara rezim otoriter memanfaatkan AI untuk melawan AS sekaligus mengontrol warga mereka sendiri. OpenAI menegaskan langkah ini diambil untuk mencegah penyalahgunaan teknologi. Sayangnya, OpenAI tidak mengungkapkan jumlah akun yang telah diblokir atau berapa lama tindakan ini berlangsung.

Reuters melaporkan, dalam satu kasus, pengguna ChatGPT di China menggunakan teknologi ini untuk membuat artikel berita dalam bahasa Spanyol yang berisi narasi negatif tentang Amerika Serikat. Artikel-artikel tersebut kemudian dipublikasikan di berbagai media arus utama di Amerika Latin dengan bahasa Mandarin daring milik perusahaan tersebut.

Sementara itu, di Korea Utara, menurut laporan Times of India, OpenAI menemukan akun yang membuat profil dan resume palsu menggunakan AI untuk melamar pekerjaan di perusahaan Barat. Tujuannya diduga menyusup ke industri strategis atau mencuri data sensitif. 

Kemudian ada juga kelompok di Kamboja yang memanfaatkan ChatGPT untuk menerjemahkan dan membuat komentar massal di platform seperti X (Twitter) dan Facebook guna mendukung skema penipuan finansial. 

OpenAI dalam jalur meluncurkan model terbaru o3 dan o3-mini. Melansir dari The Verge, OpenAI mengumumkan bahwa pengujian keamanan akan dilakukan terlebih dahulu melalui aplikasi yang diterima dari komunitas penelitian. Tanggal rilis publik model ini pun belum ditentukan.

Model-model ini adalah bagian dari evolusi OpenAI setelah peluncuran o1 pada bulan September. Menariknya, OpenAI melewati seri o2 dan meluncurkan o3, dengan alasan untuk menghindari kebingungan merek dengan perusahaan telekomunikasi Inggris yang bernama O2.

Model penalaran baru ini merujuk pada kemampuan mesin untuk memecah instruksi menjadi tugas-tugas lebih kecil dan menghasilkan hasil yang lebih kuat. 

Berbeda dari model-model sebelumnya, seri o3 dan o3-mini akan memberikan penjelasan yang lebih transparan tentang bagaimana mereka menghasilkan jawaban.

Menurut OpenAI, o3 telah melampaui rekor kinerja model-model sebelumnya. Dalam uji kode, o3 mencatatkan peningkatan sebesar 22,8% dibandingkan dengan model pendahulunya. Selain itu, model ini juga berhasil mengalahkan Kepala Ilmuwan OpenAI dalam pemrograman kompetitif. 

Dalam kompetisi matematika tingkat tinggi, o3 hampir meraih kemenangan, hanya gagal menjawab satu pertanyaan, dan memperoleh 87,7% dalam uji masalah sains tingkat ahli.

Terlebih lagi pada tantangan matematika dan penalaran yang umumnya membuat AI kesulitan, o3 mampu menyelesaikan 25,2% pertanyaan dan melampaui model lainnya yang hanya berhasil menyelesaikan 2%.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper