Trump Pangkas Anggaran, Penelitian AI di AS Terancam

Lukman Nur Hakim
Selasa, 4 Maret 2025 | 14:10 WIB
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Al Drago
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Al Drago
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Donald Trump telah mengambil langkah kontroversial dengan memecat sejumlah karyawan National Science Foundation (NSF) yang dipilih secara khusus karena keahlian mereka dalam bidang kecerdasan buatan (AI). 

Melansir dari Techcrunch, Selasa (4/3/2025) berdasarkan laporan Bloomberg langkah ini mengancam upaya penelitian AI yang tengah dijalankan oleh lembaga tersebut.

Direktorat Teknologi, Inovasi, dan Kemitraan di dalam NSF menjadi salah satu departemen yang paling terdampak oleh pemangkasan ini. 

Departemen ini memiliki peran penting dalam menyalurkan hibah dari pemerintah yang difokuskan pada pengembangan AI. 

Akibat dari pemecatan ini, banyak panel peninjauan hibah yang harus ditunda atau dibatalkan, menghambat pendanaan untuk sejumlah proyek penelitian AI yang berpotensi besar.

Beberapa ahli di bidang AI mengkritik kebijakan pemangkasan anggaran hibah ilmiah yang diterapkan oleh Pemerintahan Trump, terutama setelah pengurangan anggaran yang didorong oleh Departemen Efisiensi Pemerintah, yang memiliki keterkaitan dengan miliarder Elon Musk. 

Geoffrey Hinton, seorang pelopor AI yang juga merupakan Pemenang Nobel, mengecam tindakan tersebut dalam sebuah posting di X miliknya.

Dirinya menyerukan agar Musk dikeluarkan dari British Royal Society, menyebutnya bertanggung jawab atas kerusakan besar yang ditimbulkan terhadap lembaga-lembaga ilmiah di Amerika Serikat.

Musk, yang dikenal dengan berbagai pernyataannya yang kontroversial, menanggapi kritik Hinton melalui media sosial dengan mengakui bahwa ia mungkin membuat kesalahan, namun berjanji untuk berusaha memperbaikinya.

“Saya membuat kesalahan, tetapi berusaha untuk memperbaikinya,” tulis Musk.

Persaingan model kecerdasan buatan memasanas pada awal tahun ini. OpenAI mendapat pesaing berat DeepSeek yang telah membuat valuasi perusahaan milik Sam Altman anjlok. Pada saat yang bersamaan, Alibaba hadir dengan model AI terbaru mereka Qwen 2.5 Max. 

Mengutip Notebookcheck.net, Alibaba menyebut Qwen 2.5 Max melampaui model AI terkemuka dari Deepseek, OpenAI, serta Meta dalam berbagai penilaian kinerja.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper