Bisnis.com, JAKARTA — Manajer aset global I Squared Capital dan Macquarie dikabarkan terlibat dalam pertarungan untuk mendapatkan bisnis serat optik PT Indosat Tbk. (ISAT), yang nilainya diperkirakan dapat mencapai US$1 miliar atau Rp16,41 triliun (kurs: Rp16.410)
Dilansir dari Reuters, Kamis (13/3/2025), dua sumber anonim mengatakan rencana penjualan aset muncul seiring meningkatnya minat investor global terhadap infrastruktur digital di seluruh Asia, yang terpikat oleh prospek pertumbuhan di tengah meningkatnya permintaan layanan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan.
Indosat atau IOH, perusahaan telekomunikasi seluler terbesar kedua di Indonesia, berpeluang menjual saham hingga 75% dalam aset bisnis serat optiknya dengan penawaran akhir jatuh tempo pada bulan April, kata sumber-sumber tersebut. Namun, belum ada keputusan akhir yang dibuat, pun dengan besaran saham serta jadwal dapat berubah tergantung pada kondisi pasar, tambah mereka.
Selain I Squared Capital dan Macquarie, kontestan lain yang terlibat adalah Protelindo, salah satu operator raksasa menara telekomunikasi di Indonesia, kata salah satu sumber.
Sementara itu, pada Maret 2024, Reuters melaporkan bahwa IOH menunjuk Citigroup (C.N), untuk menjalankan penjualan tahun lalu setelah adanya minat dari investor dan perusahaan yang ingin bermitra dengannya untuk mengembangkan lebih lanjut bisnis telekomunikasi serat optik.
IOH dan Citi menolak berkomentar. I Squared dan Macquarie mengatakan tidak ada komentar. Sementara itu Protelindo mengatakan pihaknya mengejar strategi bisnis untuk tumbuh baik secara organik maupun anorganik, tetapi menolak menanggapi rumor pasar.
"Semua pengungkapan kepada publik akan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata seorang direktur Protelindo, Anita Anwar.
Perusahaan sejenis yang lebih besar, Telkom Indonesia menunjuk Goldman Sachs (GS.N) dan Mandiri Sekuritas untuk membantunya mencari investor strategis untuk bisnis pusat datanya, seorang pejabat perusahaan mengatakan kepada Reuters pada bulan Agustus.
Diketahui, Indosat mencetak laba bersih Rp4,91 triliun sepanjang tahun 2024. Jumlah laba bersih Indosat sepanjang 2024 tercatat naik 8,97% menjadi Rp4,91 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp4,5 triliun.
Dalam info memonya, manajemen ISAT menjelaskan profitabilitas ini menegaskan kesehatan keuangan ISAT yang solid dan kapasitasnya untuk menghasilkan pengembalian yang substansial bagi pemangku kepentingan. Peningkatan laba bersih ini salah satunya didorong dari peningkatan pendapatan ISAT sepanjang 2024 sebesar 9,09%.
Pendapatan ISAT naik dari Rp51,2 triliun pada 2023 menjadi Rp55,88 triliun pada 2024. Pendapatan ini didorong oleh pendapatan seluler sebesar Rp47,03 triliun, pendapatan MIDI sebesar Rp7,98 triliun, dan pendapatan telekomunikasi tetap senilai Rp864,3 miliar. Adapun jumlah beban ISAT sepanjang tahun 2024 adalah sebesar Rp45,04 triliun, naik 8,97% dari tahun 2023 yang sebesar Rp40,8 triliun.