Es Antartika Mencair, Pengaruhi Suhu Laut, dan Picu Kenaikan Permukaan Laut

Mia Chitra Dinisari
Senin, 17 Maret 2025 | 00:45 WIB
Antartika/reuters
Antartika/reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi terbaru mengungkapkan es Antartika yang mencair memperlambat arus laut terkuat di Bumi.

Masuknya air lelehan dingin dapat memperlambat Arus Lingkar Kutub Antartika hingga 20% pada tahun 2050, para peneliti melaporkan di jurnal Environmental Research Letters.

Perlambatan tersebut dapat memengaruhi suhu laut, kenaikan permukaan laut, dan ekosistem Antartika, kata tim tersebut dilansir dari livescience.

Arus Lingkar Kutub Antartika, yang berputar searah jarum jam di sekitar Antartika, mengangkut sekitar satu miliar liter (264 juta galon) air per detik. Arus ini menjauhkan air yang lebih hangat dari Lapisan Es Antartika dan menghubungkan Samudra Atlantik, Pasifik, Hindia, dan Selatan, menyediakan jalur untuk pertukaran panas antara badan air ini.

Perubahan iklim telah menyebabkan es Antartika mencair dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir, menambah masuknya air tawar dan dingin ke Samudra Selatan. Untuk mengeksplorasi bagaimana masuknya ini akan memengaruhi kekuatan dan sirkulasi Arus Sirkumpolar Antartika, Bishakhdatta Gayen, seorang mekanika fluida di Universitas Melbourne di Australia, dan rekan-rekannya menggunakan superkomputer tercepat dan simulator iklim Australia untuk memodelkan interaksi antara lautan dan lapisan es.

"Ini seperti komidi putar. Arus terus bergerak berputar-putar, jadi butuh waktu lebih lama untuk kembali ke Antartika," kata Gayen.

"Jika melambat, yang akan terjadi adalah, berbagai hal dapat bermigrasi dengan sangat cepat ke garis pantai Antartika."

Sulit untuk mengatakan kapan kita akan mulai merasakan dampaknya jika kita belum mulai merasakannya. Arus Lingkar Kutub Antartika belum dipantau terlalu lama karena berada di lokasi yang sangat terpencil, kata Gayen kepada Live Science.

Dampak dari perlambatan akan terasa bahkan di lautan lain. "Di sinilah jantung lautan berada," kata Gayen. "Jika sesuatu berhenti di sana, atau terjadi sesuatu yang berbeda, hal itu akan berdampak pada setiap sirkulasi lautan."

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper