Survei: Keamanan Data Jadi Fokus Utama 64% Pelaku Industri Finansial pada Era AI

Lukman Nur Hakim
Kamis, 27 Maret 2025 | 14:54 WIB
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Hitachi Vantara mengungkap kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) memaksa pelaku industri di sektor perbankan, finansial, dan asuransi (BFSI) untuk memprioritaskan antara keamanan, kualitas, dan keberlanjutan data.

Berdasarkan survei terbaru Hitachi Vantara dari dari 231 pemimpin TI dan bisnis global, ditemukan 36% responden mengakui pentingnya kualitas data untuk keberhasilan AI dan sisanya 64% tetap lebih fokus pada keamanan data.

Dalam survei tersebut juga ditemukan 48% responden menyebut keamanan data sebagai perhatian utama dalam penerapan AI. Hal ini mencerminkan pentingnya perlindungan terhadap ancaman baik dari dalam maupun luar organisasi.

Vice President dan General Manager untuk wilayah Asean Hitachi Vantara, Joe Ong mengatakan lembaga keuangan di seluruh dunia tengah mempercepat adopsi AI.

Akan tetapi, dirinya melihat masih banyak yang tidak menyadari bahwa infrastruktur data mereka belum siap untuk mendukung adopsi AI.

“Organisasi keuangan perlu memperkuat fondasi data mereka agar AI dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan,” kata Joe dikutip Kamis (27/3/2025).

Selain itu ditemukan juga 84% responden mengakui bahwa kehilangan data akibat serangan atau kesalahan akan berdampak katastrofik.

Dalam survei ini juga ditemukan 36% responden mengkhawatirkan risiko kebocoran data akibat AI internal dan 38% khawatir tidak mampu memulihkan data dari serangan ransomware.

Meskipun serangan ransomware menjadi perhatian utama para pemimpin TI di sektor BFSI, 36% responden menyatakan bahwa kebocoran data akibat kesalahan AI merupakan tiga kekhawatiran teratas mereka.

Di sisi lain, 32% responden khawatir bahwa serangan yang didukung AI dapat menyebabkan pelanggaran data.

Meskipun terdapat tantangan akurasi, adopsi AI di sektor BFSI terus mengalami percepatan. Namun, banyak organisasi yang menerapkan AI tanpa persiapan memadai, dengan 71% responden mengakui bahwa mereka melakukan pengujian dan iterasi langsung pada implementasi aktif. Sementara, hanya 4% yang menggunakan lingkungan sandbox.

Penelitian ini menegaskan bahwa para pemimpin sektor jasa keuangan meyakini kualitas data sebagai pertimbangan paling penting untuk keberhasilan implementasi AI. 

Namun, kekhawatiran seperti keamanan data terlalu mendesak untuk diabaikan dan hal ini berdampak pada menurunnya return on investment (ROI).

Laporan ini disusun berdasarkan Survei Global State of Data Infrastructure 2024 dari Hitachi Vantara, dan mewakili pandangan dari 231 spesialis BFSI, eksekutif tingkat C, serta pengambil keputusan di bidang TI yang berasal dari 15 negara di seluruh dunia.

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper